JAYAPURA, KOMPAS - Kebakaran lahan dan hutan di sejumlah daerah di Indonesia masih terjadi, Senin (8/10/2018). Di Papua, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, sebarannya berpotensi meluas. Di Kalimantan Selatan, api masih menyala meski intensitasnya berkurang.
Jumlah titik api di Papua yang awalnya hanya ditemukan di Kabupaten Merauke kini muncul di Kabupaten Mappi. Berdasarkan data Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, ada 202 titik api di Merauke atau meningkat dari hanya 71 titik api berdasarkan pemantauan dua hari sebelumnya. Sementara dari sebelumnya tidak ditemukan, kini ada 9 titik api baru di Mappi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Merauke Sony Betaubun memaparkan, semuanya dipicu kekeringan dan pembakaran lahan oleh warga untuk pembukaan ladang serta berburu. Namun, pihaknya tidak memiliki anggaran yang cukup untuk menangani hal itu.
”Kami hanya memiliki Rp 3 miliar per tahun untuk membayar gaji pegawai dan kegiatan operasional. Kami berharap adanya bantuan anggaran dari pemerintah pusat,” katanya.
Terbakar lagi
Api kembali membakar 4 hektar kawasan hutan lindung di petal 1-5 Magli, Gunung Sumbing, Kabupaten Magelang, Jateng. Api mulai terlihat pagi hari sekitar pukul 10.00 dan berhasil dipadamkan tiga jam kemudian.
Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Magelang Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Kedu Utara Yudi Noviar mengatakan, sekalipun penyebab kebakaran belum diketahui, dia memastikan api tidak dipicu faktor alam. ” Kami menduga pembakaran sengaja dilakukan manusia demi maksud tertentu,” ujarnya.
Di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jabar, api membakar lahan seluas 600 hektar. Sebagian besar wilayah yang terbakar adalah alang-alang, perdu, dan bebatuan.
”Ini akibat cuaca panas terik dan angin kencang,” ungkap Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional 1, Kuningan, Andre Jatmiko, Senin. Ia mengimbau warga setempat ikut memadamkan api. Alasannya, katanya, perangkat dan bahan pemadam api di Kuningan masih minim.
Sementara itu, jumlah titik panas di Kalsel berkurang setelah hujan turun dalam dua hari terakhir. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, kemarau saat ini membuat api dengan mudah mengepung wilayahnya.
Upaya meminimalkan kebakaran harus terus dilakukan agar asap tidak mengganggu acara peringatan Hari Pangan Sedunia pada 18-21 Oktober 2018.
”Saya sudah membentuk tim untuk mengepung api. Tim itu terus bekerja memadamkan titik api,” ujarnya. (FLO/WIN/JUM/EGI)