Menpar: SDM Pariwisata Harus Memahami Digitalisasi
Oleh
Tatang Mulyana Sinaga
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Perkembangan teknologi membuat industri pariwisata semakin intens menggunakan platform digital. Hal ini perlu diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam memahami digitalisasi di sektor tersebut.
“Digitalisasi tak bisa dielakkan. Oleh sebab itu, lulusan sekolah tinggi pariwisata juga harus memahami digitalisasi untuk menghadapi persaingan sektor pariwisata di masa depan,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat menghadiri kegiatan wisuda di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jawa Barat, Senin (8/10/2018).
Menurut Arief, digitalisasi juga akan meningkatkan daya saing dalam pariwisata. Sebab, sejumlah bisnis pariwisata, seperti tiket dan penginapan, sebagian besar sudah menerapkan platform digital.
Arief berharap, peningkatan SDM sektor pariwisata dalam platform digital dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Saat ini, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia masih kalah dengan beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Tahun lalu, kunjungan wisman ke Indonesia sekitar 14 juta pengunjung. Sementara itu, Thailand 35 juta pengunjung, Malaysia 25 juta pengunjung, dan Singapura 15 juta pengunjung.
“Akan tetapi, pertumbuhan wisman Indonesia mencapai 22 persen, atau lebih baik daripada Thailand, Malaysia, dan Singapura,” ujarnya. Vietnam menjadi negara dengan pertumbuhan wisman tertinggi di Asia Tenggara yang mencapai 29 persen.
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Faisal, mengatakan, pihaknya juga terus membekali mahasiswanya dengan materi platform digital di sektor pariwisata. Dia berharap, lulusan sekolah tinggi tersebut dapat berkontribusi untuk meningkatkan pariwisata Indonesia.