Rawan Gempa dan Tsunami, Kesiapsiagaan Warga Cilacap Ditingkatkan
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap bersama sejumlah instansi, seperti PMI, pemadam kebakaran, dan kepolisian setempat, menggiatkan sosialisasi mitigasi kebencanaan. Ancaman gempa bumi dan tsunami perlu diantisipasi untuk mencegah jatuhnya banyak korban jiwa.
”Sosialisasi mitigasi bencana terus dilakukan. Selama ini yang sudah mendapatkan sosialisasi antara lain pihak perhotelan, rumah sakit, sekolah-sekolah, serta masyarakat di pesisir pantai,” kata Pelaksana Tugas Kepala UPT Wilayah Cilacap Kota Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap Andi Susilo, Selasa (9/10/2018) di Cilacap.
Andi menyebutkan, selain gempa dan tsunami, Cilacap juga rawan likuefaksi atau pencairan tanah terutama pada kawasan beradius 1,5 kilometer dari garis pantai Cilacap.
”Masyarakat diberi pemahaman penyebab gempa dan tsunami serta bagaimana menyelamatkan diri ke tempat aman. Begitu terasa ada gempa, apalagi cukup lama, warga harus segera lari menjauh dari pantai atau mencari tempat yang tinggi untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan tsunami,” tutur Andi.
Sampai saat ini, di Kabupaten Cilacap, yang memiliki garis pantai sepanjang 50 kilometer, terdapat 34 alat peringatan dini tsunami, tetapi hanya 26 unit yang berfungsi. Sisanya rusak dan masih dalam perbaikan. Simulasi dan pengecekan sirene peringatan dini tsunami pun dilakukan dua kali dalam sebulan.
Sosialisasi mitigasi bencana juga dilaksanakan di Kantor PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Cilacap sejak Senin (8/10/2018) dan dilanjutkan Selasa ini dengan simulasi penanganan huru-hara serta mengatasi kebakaran.
”Upaya mitigasi dan simulasi ini penting dan merupakan investasi, bukan justru cost,” kata Manajer PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Cilacap Ahmad Mustaqir.
Penjabat Pelaksana Keselamatan Kesehatan Kerja, Keamanan, dan Lingkungan PT PLN Cilacap Agus Sutamto menyampaikan, untuk mengatasi keadaan darurat bencana, di PLN terdapat empat tim yang terdiri dari tim pemadam kebakaran, tim evakuasi, tim pengamanan dokumen, dan tim P3K.
Dari catatan Kompas, 20 Juli 2006, gempa dan tsunami pernah melanda selatan Jawa dan memorakporandakan pesisir pada 19 Juli 2006. Saat itu, korban tewas tercatat 587 jiwa dan lebih kurang 300 orang hilang.