600 Mahasiswa Universitas Tadulako Daftar Kuliah di Unhas
Oleh
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS Sekitar 600 mahasiswa Universitas Tadulako, Palu, kini mendaftarkan diri untuk mengikuti kuliah sementara di Universitas Hasanuddin atau Unhas, Makassar. Mereka berharap bisa kuliah secepatnya. Langkah ini sebagai tindak lanjut dari kebijakan Unhas terhadap mahasiswa Universitas Tadulako yang menjadi korban gempa dan tsunami.
Muhammad Iqbal Islami (22), mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tadulako (Untad), menyatakan niat ingin bisa mengikuti kuliah secepatnya. Apalagi, dirinya telah semester tujuh dan tinggal memiliki beberapa mata kuliah. ”Saya rencana awal tahun depan mengikuti KKN, dan berharap bisa selesai kuliah secepatnya. Saya datang dari Pasangkayu, naik motor,” katanya di Makassar, Selasa (9/10/2018).
Iqbal mengaku berangkat ke Makassar bersama adiknya menggunakan sepeda motor. Dia menempuh perjalanan selama dua hari dan tiba di Makassar pada hari Senin. Iqbal dan adiknya menginap di rumah rekannya di sekitar Unhas. Karena itu, dia berharap segera mendapatkan kejelasan untuk bisa kuliah.
Mahasiswa lainnya, Inul Muaffad, juga berharap hal yang sama. Mahasiswa Kehutanan Untad ini datang bersama 14 rekannya sesama mahasiswa Untad. ”Kami naik motor dari Palu. Di Makassar, kami menginap di rumah teman,” ujarnya.
Di Jakarta, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan, sekitar 80 persen dari 2.736 gedung sekolah yang rusak karena gempa di Sulawesi Tengah akan direlokasi ke lokasi yang aman. Sekolah-sekolah itu tersebar di wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi.
Pemilihan lokasi yang baru sedang menunggu koordinasi dengan pemerintah daerah. ”Ini tentu sangat berkaitan dengan tata ruang wilayah,” kata Muhadjir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.
Menurut Mendikbud, pihaknya bersama pemerintah daerah setempat terus mendata sekolah sekaligus membenahi fisik sekolah-sekolah yang rusak. Berdasarkan hasil rapat bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin malam, pembenahan fisik lokasi dikoordinasi langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Namun, apabila diperlukan, Kemdikbud akan mengirimkan alat berat untuk membersihkan puing-puing bangunan sekolah yang rusak akibat gempa dan tsunami.
Saat ini, Kemdikbud mendorong sekolah-sekolah yang masih utuh segera beroperasi kembali agar kegiatan belajar-mengajar kembali berlanjut dan bergairah. Sekolah yang masih utuh diimbau menampung atau meminjamkan ruang kelas bagi siswa dari sekolah yang ambruk. ”Saat ini, kami fokus pada upaya pemulihan daya tahan siswa terhadap trauma melalui trauma counselling. Kami perlu menggali imunitas siswa untuk mampu mengatasi masalahnya sendiri,” kata Muhadjir.
Hingga kemarin, aktivitas belajar-mengajar belum berjalan. Semua sekolah masih fokus mendata siswa, guru, dan membersihkan sekolah.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 3 di Jalan Dewi Sartika, Ahmad Anton, mengatakan, sejak Senin, siswa dan guru mulai hadir. Akan tetapi, jumlahnya masih kecil, sekitar 5 persen dari jumlah siswa sekitar 1.300 orang. Sementara dari 87 guru, yang datang baru 30 persen. ”Hampir semua siswa dan guru kami terkena bencana. Bahkan ada yang menjadi korban jiwa,” katanya.
Banyak siswa dan guru yang masih mengungsi hingga ke luar provinsi. Mereka pun trauma sehingga kegiatan belajar-mengajar belum memungkinkan untuk dimulai kembali saat ini. ”Kami mencoba perlahan-lahan dengan mengajak mereka kembali ke sekolah dulu,” ucap Ahmad.