BANDUNG, KOMPAS — Penerbangan perdana umrah dari Bandar Udara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Kabupaten Majalengka, ditargetkan mulai 13 Oktober 2018. Hal itu diyakini mampu meringankan beban penerbangan umrah di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Lion Air yang melayani penerbangan perdana umrah dari Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) akan menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8 berkapasitas 176 penumpang. Dengan landasan pacu BIJB hanya sepanjang 2.500 meter dan lebar 60 meter, baru Boeing 737 yang bisa mendarat di sana.
Dengan pesawat jenis ini, penerbangan dari Kertajati tidak bisa langsung ke Madinah, Arab Saudi. Pesawat harus transit di India untuk mengisi bahan bakar.
”Penerbangan akan lebih efisien jika dapat langsung ke Madinah. Tapi perlu menggunakan jenis pesawat lebih besar, seperti Airbus A330 berkapasitas 440 penumpang atau Boeing 747 berkapasitas 500 penumpang.
Kami sudah siapkan pesawatnya,” kata Managing Director Lion Group Capt Daniel Putut Kuncoro Adi dalam acara persiapan penerbangan umrah dari BIJB di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (9/10/2018).
Hadir dalam acara itu Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra, dan Direktur Utama PT Samira Ali Wisata Fauzi Wahyu Muntoro. Pada tahap awal, frekuensi penerbangan Kertajati-Madinah yang dilayani Lion Air satu kali seminggu. Namun, Lion Air siap melayani setiap hari.
Daniel menjelaskan, penerbangan langsung Kertajati–Madinah dibandingkan yang transit di India lebih cepat dua jam. ”Agar pesawat jenis Airbus A330 dan Boeing 747 dapat mendarat di BIJB, landasan pacu perlu diperpanjang 500 meter sehingga menjadi 3.000 meter,” katanya.
Menurut Ridwan Kamil, perluasan landasan pacu BIJB sepanjang 500 meter dalam pengerjaan. Targetnya selesai Desember 2018. Ia menyatakan, penerbangan haji belum dapat dilakukan karena embarkasi haji belum siap.
”Sedang dikaji pembangunan embarkasi yang paling dekat dengan BIJB. Pemkab Majalengka, Indramayu, dan Sumedang sudah mengajukan lahan, sedang dikaji mana yang paling ideal. Diharapkan penerbangan haji dari Kertajati terealisasi tahun depan,” ujarnya.
Fauzi menuturkan, animo jemaah umrah yang akan berangkat dari BIJB relatif tinggi. ”Ada 90 jemaah yang akan berangkat umrah dalam penerbangan perdana 13 Oktober. Ini lebih 50 persen dari kursi yang tersedia.
Untuk Desember sampai Maret kami sudah memesan untuk satu pesawat,” kata Fauzi.
Virda mengatakan, potensi jemaah umrah dari Kertajati 1.000 orang per hari. Perkiraan ini melihat rata-rata ada 2.500 jemaah umrah per hari berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta.
”Dari jumlah itu, sekitar 60 persen dari Jabar. Dengan ada penerbangan umrah dari BIJB, dapat ditarik setidaknya 1.000 penumpang per hari,” ujar Virda.
Ia mengusulkan ke Pemprov Jabar agar embarkasi haji dibangun di kawasan BIJB. Pihaknya menyiapkan lahan 17 hektar dan membangun sejumlah fasilitas. (SEM)