SEMARANG, KOMPAS - Taman Indonesia Kaya di Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi wadah kreativitas baru bagi anak muda, khususnya dalam hal seni pertunjukan. Diharapkan kegiatan seni dan budaya di ”Kota Lumpia” tersebut dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Taman Indonesia Kaya merupakan taman dengan panggung seni pertunjukan terbuka pertama di Jateng. Taman ini ditujukan sebagai wadah ekspresi para seniman dan pekerja seni. Ruang publik tersebut dibangun atas kerja sama Bakti Budaya Djarum Foundation dengan Pemerintah Kota Semarang.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di sela-sela peresmian Taman Indonesia Kaya, Rabu (10/10/2018) malam, mengatakan, taman itu akan meningkatkan aktivitas berkesenian para anak muda di Kota Semarang. ”Kami harapkan kegiatan seni dan budaya dapat dilaksanakan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Setiap bulan sekali, pada akhir pekan, Bakti Budaya Djarum Foundation akan menyelenggarakan pertunjukan panggung seni dan budaya yang bisa dinikmati masyarakat. Pertunjukan pertama, menurut rencana, dilaksanakan pada 27 Oktober 2018. Acara itu akan diisi sejumlah seniman senior Indonesia.
Sementara tiga akhir pekan lain dalam sebulan akan diisi oleh para seniman dari Semarang. ”Bisa dipakai latihan juga. Selain itu, kami menunggu Djarum menampilkan seniman internasional. Dengan demikian, kita bisa banyak belajar, baik tentang pencahayaan, sound system, maupun aspek lainnya,” katanya.
Hendrar menambahkan, hadirnya Taman Indonesia Kaya yang akan menjadi ikon baru Semarang menunjukkan, membangun kota tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi terus bergerak bersama pihak-pihak lain. Dengan kolaborasi bersama pihak swasta, percepatan pembangunan dapat terlaksana.
Presiden Direktur Djarum Foundation Victor Rachmat Hartono mengatakan, Taman Indonesia Kaya, yang dibangun dalam waktu 11 bulan, diharapkan akan menjadi pusat pertunjukan seni di Semarang.
Ini bagian dari upaya mendorong agar para siswa aktif berlatih untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia secara kreatif dan atraktif.
Memandirikan seniman
Apabila terus berkembang, secara perlahan diharapkan para pencinta seni rela mengeluarkan uang untuk menikmati pertunjukan seni. ”Dengan demikian, seniman bisa lebih mandiri. Setahun pertama, kami mengurus sebagai kurator. Namun, pada akhirnya ini menjadi milik rakyat Jateng,” kata Victor.
Taman Indonesia Kaya memiliki panggung budaya dua sisi, Taman Pandawa Lima, pelataran penikmat seni, amfiteater, area hijau, gerbang mural, dan air mancur menari. Daya tampung penonton 1.000-1.500 orang.
Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengatakan, Taman Indonesia Kaya dihibahkan kepada Pemkot Semarang.
Pemkot Semarang akan belajar terkait pengelolaan. Ini merupakan ruang publik kebudayaan kedua yang dibangun Djarum setelah Galeri Indonesia Kaya di Jakarta yang telah berusia 5 tahun.
Menurut Renitasari, sejumlah kegiatan yang selama ini dilakukan di Galeri Indonesia Kaya juga akan dilakukan di Taman Indonesia Kaya. ”Misalnya, pelatihan dan lokakarya tari dan batik. hal itu diselenggarakan dengan menggandeng komunitas anak muda yang berkaitan dengan seni dan budaya,” ujarnya.(DIT)