Atjeh Connection Bantu Pengungsi di Kawasan Terisolasi
Oleh
Hamzirwan Hamid
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ribuan Paket sembako bantuan untuk korban gempa dan Tsunami Palu, Sigi dan Donggala Sulawesi Tengah berhasil di salurkan oleh tim Atjeh Connection Foundation (ACF) Peduli. Dari sejumlah desa yang didatangi tim ACF dalam rangka penyaluran bantuan, sebagian dari mereka baru pertama menerima bantuan pascagempa, tsunami, dan likuefaksi.
Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (12/10/2018), tim Atjeh Connection Foundation (ACF) Peduli menyalurkan bantuan di kawasan-kawasan terisolasi, seperti di sebagian pengungsi yang ada di Desa Lende Tovea, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Dari hasil pendataan kebutuhan oleh tim ACF, kebutuhan mendesak para pengungsi meliputi, beras, ikan kaleng atau telur, selimut dan kebutuhan bayi, termasuk pembalut wanita.
"Alhamdulillah, sejauh kami menjalankan misi kemanusiaan di Sulteng, belum pernah dijarah, aman, dan tertib saat kami menyalurkan bantuan. Kami akan terus berusaha masuk ke kawasan-kawasan terisolasi untuk membantu para korban musibah gempa ini," ujar Rico Abdul Kadir, relawan ACF.
Sebagian dari mereka mengungsi ke perbukitan, memang, secara kasat mata tidak terlihat tenda pengungsian mereka karena berada dalam hutan. Sebagian besar pengungsi kini tinggal di tenda karena rumah mereka rusak karena gempa sehingga tidak bisa ditempati lagi.
Tim ACF di Sulteng sebagian merupakan warga Aceh yang bermukim di Jakarta yang langsung tergerak untuk meringankan beban para korban gempa dan likuefaksi. Aceh pada 26 Desember 2004 juga mengalami gempa disusul tsunami yang menelan korban jiwa sedikitnya 150.000 orang dan ratusan ribu orang hilang.
Perjalanan dari Kota Palu menuju kecamatan Sirenja atau sering disebut pantai barat Sulteng membutuhkan waktu 6 jam pergi-pulang. Kondisi jalan mengalami kerusakan dan rentan longsor. Hal yang sama dialami tim ACF saat menempuh perjalanan 4 jam menuju Desa Bola Papu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulteng, perjalanan 8 jam pergi-pulang menuju lokasi tempat para pengungsi berada. Jalan menuju Kulawi tergolong rusak parah dan tanjakan tinggi, turunan curamdan , belum lagi luas ruas jalan yang hanya bisa dilalui satu mobil.
Sesampai di lokasi pengungsian, tim ACF disambut para pengungsi. "Selama ini, didrop bantuan dengan helikopter sehingga tidak cukup banyak bantuan yang kami dapat. Upaya kalian menyerahkan langsung bantuan cukup luar biasa dan sangat membantu kami," ujar salah satu pengungsi di Bola Papu, Kamis (11/10/2018) malam.
Bersama masyarakat
Tim ACF sudah memasuki hari ke 8 berada di Sulawesi Tengah dalam misi kemanusiaan, secara umum disambut dengan baik oleh sejumlah pengungsi yang ada. Bahkan, penjarahan yang kerap diberitakan terjadi di Kota Palu dan sekitarnya pasca musibah, tidak pernah terlihat dengan kasat mata tim.
Di samping itu, kerjasama masyarakat dengan tim ACF juga sangat bagus dalam membantu jalannya proses penyaluran bantuan. Saat ini, lokasi posko ACF dalam bentuk tenda berada di Desa Loru, Kecamatan Sigi Biro Maru, Kabupaten Sigi.
"Kemanapun kami menyalurkan bantuan, baik ke Kabupaten Donggala, Sigi dan Palu, selalu ditemani dan dibantu proses penyaluran bantuan hingga selesai sehingga tidak butuh pengamanan dari pihak kepolisian. Ini juga salah satu yang cukup luar biasa," kata Rico.
Adapun Desa yang sudah di salurkan bantuan dari ACF terdiri dari Desa Labean, Tompe, Ujung Bo, Lende tovea dan Desa Bosa yang berada di Kabupaten Donggala. Kemudian, Kelurahan Petobo, Desa Biro Maru, Desa Lolu, Desa Jono oge (Tanah Berlumpur), Desa Sidera, Desa Loru, Kecamatan Sigi Biro Maru, Sulteng serta Donggala Kodi dan Palu Barat.
Sementara itu, Founder ACF Amir Faisal Nek Muhammad mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang telah menyumbang dalam kegiatan ACF Peduli yang sedang dilaksanakan oleh tim di Sulawesi Tengah. "Sebuah kehormatan juga mendapat kepercayaan dari para donatur kepada ACF yang telah menyumbangkan baik dalam bentuk uang maupun barang," ujar Amir.