Mendikbud Serahkan Tunjangan Khusus dan Bantuan di Sumbawa
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi menyerahkan bantuan berupa tunjangan khusus kepada guru, tenda untuk sekolah darurat, dan pembangunan ruang kelas baru sementara, dalam kunjungan kerja di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Danasmoro dari Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu (13/10/2018), di Sumbawa Besar, ibu kota Kabupaten Sumbawa, mengatakan, Muhadjir Effendi melakukan kunjungan kerja pada Jumat-Sabtu, 12-13 Oktober, di kedua kabupaten itu. Menteri meninjau beberapa sekolah yang rusak akibat gempa yang mengguncang Pulau Lombok dan Sumbawa pada Juli-Agustus.
Sabtu pagi, Muhadjir Effendi menyambangi SDN 2 Sumbawa, Sumbawa Besar, selaku penyelenggara kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional untuk Anak Sekolah. Menteri kembali ke Jakarta pada Sabtu siang ini.
Dalam pertemuannya dengan para guru, siswa, dan pejabat Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Muhadjir Effendi mengapresiasi upaya semua pihak bergotong royong menyediakan sarana dan prasarana pendidikan pascagempa karena kegiatan belajar-mengajar tidak boleh berhenti.
”Ibu dan Bapak Guru harus segera bangkit, membimbing anak-anak kembali belajar mengatasi ketertinggalan pelajaran,” katanya.
Posko Cluster Pendidikan menyebutkan, 193 sekolah di Pulau Sumbawa mengalami kerusakan. Sedikitnya 767 ruang kelas perlu perbaikan agar proses belajar-mengajar kembali normal. Untuk menyegerakan kembalinya proses belajar-mengajar Kemdikbud menyalurkan bantuan tenda untuk ruang kelas darurat selain memberikan tunjangan khusus kepada tenaga pendidik.
PNS dan non-PNS
Guru terdampak gempa di wilayah Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat diberikan tunjangan khusus selama tiga bulan terhitung sejak Agustus lalu. Guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) memperoleh tunjangan sebesar Rp 1,5 juta per bulan dan guru non-PNS Rp 2 juta per bulan.
Tunjangan yang sama diberikan sebelumnya bagi guru PNS dan non-PNS di Kabupaten Sumbawa. Dengan demikian, total tunjangan khusus di kedua kabupaten itu sebesar Rp 11,2 miliar bagi 2.162 guru/kepala sekolah.
”Bantuan dari pemerintah hanya sebagai stimulan. Namun, akhirnya kita harus siap menghadapi semua (akibat gempa),” ujar Mendikbud.
Bupati Sumbawa Barat Musyafirin menyebutkan, bantuan itu akan ditopang dari APBD Sumbawa Barat guna percepatan pemulihan pendidikan. ”Ada Rp 11 miliar dari Kemdikbud dan kami tambah Rp 6 miliar dari APBD untuk rekonstruksi dan rehabilitasi sekolah rusak sedang dan ringan,” ujarnya.
Musyafirin minta jajaran Pemkab Sumbawa Barat bergotong royong memulihkan kondisi pendidikan. Dana dari Kemdikbud dioptimalkan untuk perbaikan sarana dan prasarana guna menghasilkan output pendidikan yang maksimal di kabupaten itu.
Kecuali memberikan dana stimulan kepada tenaga didik, Mendikbud juga memberikan bantuan pemerintah dalam bentuk penyediaan ruang kelas darurat, perbaikan satuan pendidikan, dan penyediaan perlengkapan belajar-mengajar.
Di Sumbawa Barat ada 45 sekolah yang mendapat bantuan penyediaan sarana belajar darurat senilai Rp 121 juta selain bantuan untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) berupa papan tulis, alat permainan edukatif, dan paket buku-buku bacaan untuk anak.
Menurut Danasmoro, saat ini di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat sudah terpasang 53 tenda sekolah darurat. Kemdikbud pun sudah mengalokasi anggaran bagi sekolah darurat di wilayah terdampak gempa sebesar Rp 30 juta per sekolah untuk pembangunan tujuh ruang kelas.
Realisasi dana itu disalurkan menunggu selesainya pembangunan ruang kelas baru sementara pada akhir November 2018 yang dilanjutkan dengan pembangunan gedung sekolah permanen.