MAGELANG, KOMPAS - Tiga orang tewas dan dua orang lainnya terluka akibat tertimpa reruntuhan terowongan di Sungai Sileng di Dusun Gedongan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (14/10/2018). Saat kejadian, para korban tengah mencari ikan di terowongan tersebut.
Tiga korban tewas adalah Ahmad Khoirul Rotin (19), Rizky (19), dan Fatkhurrohman (21). Sedangkan dua korban luka adalah Rumidi (27) dan Hanafi (19).
Lima korban, baik luka maupun tewas, langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan. Semuanya warga desa setempat.
Kejadian ini bermula Minggu sekitar pukul 08.00. Ketika itu, 15 warga yang berniat menangkap ikan berupaya mengeringkan sungai menggunakan dua mesin diesel.
Teguh (30), salah seorang warga pencari ikan, mengatakan, sekitar pukul 13.00, salah satu dari mereka mencoba masuk ke terowongan. Saat itu, sebagian dinding terowongan setinggi 3 meter tersebut terlihat sudah mulai runtuh.
”Saya mengatakan kepada teman-teman, siapa pun yang ingin tetap masuk terowongan harus berhati-hati. Jangan sampai terlalu lama berada di dalamnya,” ujarnya.
Rapuh
Teguh tidak ikut masuk terowongan. Namun, sebagian warga tidak mengindahkan peringatan itu. Ironisnya, tak berapa lama, Teguh mendengar suara gemuruh dinding terowongan yang runtuh. Dia dan sebagian rekan lainnya lantas mencari pertolongan.
”Kami sempat mencoba mengangkat timbunan reruntuhan menggunakan cangkul,” ujarnya.
Ratno (35), warga lainnya, mengatakan, aktivitas mencari ikan di Sungai Sileng sudah kerap dilakukan warga setiap musim kemarau. Ikan-ikan yang ada di sana berasal dari bibit ikan yang disebar warga sebelumnya.
”Setiap musim kemarau, warga biasanya akan ramai-ramai memanen ikan itu,” ujarnya.
Ratno mengatakan, biasanya aktivitas menangkap ikan dilakukan warga dengan menggunakan jaring. Namun, saat itu warga sengaja mengeringkan sungai karena menduga ikan di sungai sudah berkurang. Hal tersebut membuat ikan sulit ditangkap jika hanya menggunakan jaring.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan belum menganalisis penyebab runtuhnya terowongan. Namun, ia menduga dinding tersebut sebelumnya sudah rapuh. (EGI)