PALEMBANG, KOMPAS - Jalan yang dilalui konstruksi kereta ringan (light rail transit/LRT) di Sumatera Selatan sepanjang 5 kilometer dari total 23 kilometer rawan banjir. Pemerintah Kota Palembang bersama instansi terkait akan membenahi sistem drainase sebelum musim hujan tiba November mendatang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palembang Akhmad Bastari Yusak, Rabu (17/10/2018), menuturkan, di sepanjang konstruksi LRT ada sekitar 13 lokasi rawan banjir. Pembangunan LRT sudah diperkirakan akan memengaruhi kondisi drainase. Ke-13 lokasi itu tersebar di Jalan Sudirman (4 lokasi), Jalan A Rivai (2 lokasi), dan Jalan Kolonel H Burlian (4 lokasi). Drainase di kawasan itu tidak berfungsi maksimal karena ada endapan lumpur, kabel yang menyumbat saluran air, bahkan ada saluran drainase yang tertutup trotoar.
Khusus Stasiun LRT Ampera, sepanjang 20 meter dari jalan menuju saluran air tidak memiliki jalur rembesan. Menurut Akhmad, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memeriksa masalahnya dan segera melakukan pembenahan dalam waktu dekat.
Banjir terakhir kali terjadi di Palembang, Jumat (12/10). Saat itu, intensitas hujan 24,7 milimeter per hari mengguyur Kota Palembang dalam waktu satu jam. Beberapa ruas jalan di Palembang, seperti Jalan Sudirman, Jalan Kolonel H Burlian, dan beberapa jalan utama lain kebanjiran. Ruas jalan menuju Kantor Gubernur Sumsel juga banjir. Sejumlah kendaraan mogok atau mencari jalan alternatif untuk menghindari genangan setinggi 10-30 cm. Seluruh kawasan tersebut dilalui konstruksi LRT.
General Manager Operasional PT Waskita Karya LRT Sumsel Bambang Priyambodo menjelaskan, sebenarnya antisipasi banjir sudah dilakukan. Antara lain, pembangunan 35 box culvert (gorong-gorong) untuk saluran air serta pembuatan manhole (lubang saluran air) yang bisa menahan sampah agar tidak masuk ke sistem drainase di median jalan dan pinggir jalan.
Diakui ada beberapa kendala. Bambang mencontohkan, di Jalan Kolonel H Burlian tepatnya di daerah Punti Kayu, Palembang, ada timbunan lumpur. Dari awal, pihaknya berupaya membersihkan lumpur tersebut, tetapi ditentang warga sekitar. ”Alasan warga, kalau lumpur dibersihkan, banjir akan turun ke tempat tinggal warga,” katanya.
Wali Kota Palembang Harnojoyo menyatakan, pihaknya berupaya meminimalkan risiko banjir dengan membenahi sistem drainase. Debit air kolam retensi akan dikurangi agar bisa menampung air saat hujan. Selain itu, beberapa anak sungai juga akan direvitalisasi. (RAM)