PEKANBARU, KOMPAS — Seorang laki-laki yang belum diketahui identitasnya tewas secara mengenaskan dalam peristiwa kebakaran di lokalisasi Maredan, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (18/10/2018) dini hari. Jenazah sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Pekanbaru sembari menunggu proses identifikasi oleh kerabat atau keluarganya.
”Kami masih melakukan penyelidikan kejadian perkara dan korban yang meninggal. Sekarang kami masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi terlebih dahulu,” ujar Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru Ajun Komisaris Besar Edi Sumardi yang dihubungi, Kamis siang.
Edi mengatakan, dari keterangan awal para saksi, setidaknya ada lima pengunjung kafe layanan plus-plus dari pekerja seks di lokalisasi itu. Saksi Unang (45), pemilik bangunan yang terbakar, mengatakan melihat seorang laki-laki datang ke kafenya pada pukul 21.00 WIB. Laki-laki itu merupakan salah satu pengunjung tetap karena memiliki hubungan khusus dengan Sar, salah seorang pekerja seks di sana.
Sekitar pukul 24.00, masuk empat laki-laki. Mereka memesan minuman jenis bir. Setelah itu Unang kurang memperhatikan kondisi sekitarnya. Ia tidak lagi mengetahui aktivitas lima laki-laki pengunjung kafe.
Kafe Unang merupakan bangunan semipermanen yang sebagian besar terbuat dari kayu dan beratap seng. Sisi bangunan sebelah belakang memiliki dinding batubata, tetapi bagian lainnya terbuat dari kayu.
Bangunan itu memiliki ruang tamu depan yang difungsikan sebagai kafe dan dua kamar tidur yang ditempati oleh pekerja seks bernama Sar dan Ame, sekaligus melayani tamu. Di sebelah bangunan kafe itu terdapat satu bangunan lain sejenis, tetapi tidak berpenghuni.
Sekitar pukul 02.00 Kamis, Unang melihat kobaran api yang berasal dari kamar Ame. Ia kemudian berteriak kebakaran sehingga penghuni lokalisasi lain yang tidak jauh dari kafenya datang membantu.
Dartim (63), salah seorang pedagang yang baru pulang ke rumahnya di dekat lokalisasi, sekitar pukul 02.00 mengaku mendengar teriakan kebakaran dari salah satu kafe. Ia kemudian ikut membantu memadamkan api dengan peralatan seadanya.
Namun api yang melahap bagian kayu bangunan sudah tidak dapat dikalahkan dengan pemadaman ala kadarnya lagi. Api dengan cepat membesar dan menyambar bangunan di sebelahnya. Hanya dalam tempo kurang dari 2 jam, bangunan sudah roboh, tetapi api masih terus membakar bagian-bagian dari kayu.
Setelah api padam, sekitar pukul 5.15, Nurdin (65), salah seorang warga yang juga ikut memadamkan api, melihat tengkorak kepala manusia yang ditutupi puing-puing kebakaran. Diduga mayat tersebut adalah jasad seorang tamu kafe yang tidak sempat menyelamatkan diri. Jenazahnya ditemukan berada di ruang depan dalam posisi terbaring di lantai.
Lokalisasi Maredan merupakan lokasi penjaja seks baru setelah Lokalisasi Teleju—yang berada sekitar 6 kilometer dari Kota Pekanbaru—ditutup pada tahun 2010. Waktu itu, Pemerintah Kota Pekanbaru memulangkan seluruh penghuninya yang kebanyakan berasal dari Pulau Jawa.
Pada saat ini, lokasi Teleju sudah menjadi rumah susun sewa yang dibangun pemerintah kota. Namun pekerja seks Teleju tidak seluruhnya pulang. Pemilik kafe di Teleju kemudian membuka lokasi baru di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit di Maredan, di batas Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Siak. Jaraknya sekitar 25 kilometer dan dapat ditempuh sekitar 40 menit dari Kota Pekanbaru. Setidaknya terdapat 20-an rumah kafe plus-plus yang menyediakan layanan seks di sana.