Presiden Jokowi Diminta Segera Bahas RUU Pondok Pesantren
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS – Presiden Joko Widodo diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap pondok pesantren dan kaum santri. Salah satunya perhatian itu, yakni pemerintah harus mendorong segera dibahasnya Rancangan Undang Undang (RUU) Pondok Pesantren (Ponpes) yang dinilai perlu untuk segera terwujud.
Hal itu disampaikan KH Munif Muhammad Zuhri, pengasuh Pondok Pesantren Girikusumo, Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (19/10/2018) petang dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo. Hadir dalam pertemuan itu, nampak pula Bupati Demak HM Natsir, Wakil Gubernur Jawa Tengah, KH Taj Yasin Maemoen, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono serta Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Kadir Karding.
Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Ponpes Girikusumo, merupakan bagian dari agenda presiden dalam kunjungannya Jumat-Sabtu (19-20/10/2018) di Semarang dan Demak. Presiden Jokowi disamping ke Ponpes Girikusumo, juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan pengurus DPD PDI Perjuangan serta mengunjungi Pondok Pesantren Gugen Al-Itqon Di Kelurahan Tlogosari Wetan, Kota Semarang.
Menurut KH Munif Muhammad Zuhri atau akrab disapa Gus Munif, dengan adanya undang-undang ponpes diharapkan perhatian pemerintah terhadap pondok pesantren, termasuk perhatian pada santri semakin lebih nyata. Pada kesempatan itu, KH Munif M Zuhri memberikan cendera mata berupa tongkat kayu kepada Presiden Jokowi.
Pada pertemuan singkat itu, Presiden Jokowi tiba di pondok pesantren bersamaan waktu sholat magrib. Gus Munif kemudian mengajak presiden menunaikan sholat magrib di masjid pesantren yang sederhana, dengan seluruh dindingnya terbuat dari papan kayu jati dan bersih. Sholat magrib berjamaah itu diikuti seluruh pejabat dalam rombongan, termasuk para santri laki-laki dan para guru pengasuh pondok.
Seusai melaksanakan sholat magrib, Presiden Joko Widodo kemudian mengadakan pertemuan dengan sejumlah pengelola pesantren Girikusumo. Pertemuan itu dinyatakan tertutup namun hanya berlangsung kurang dari satu jam. Pada pertemuan tersebut, kembali Gus Munif minta pemerintah memberi perhatian lebih terhadap anggota TNI dan anggota Polri.
Presiden Joko Widodo dihadapan awak media sesaat sebelum meninggalkan pondok pesantren, mengemukakan, selain membicarakan mengenai masa depan pesantren dan santri, pihaknya juga membahas soal kebangsaan dengan KH Munif M Zuhri. Mengenai masalah kebangsaan, ada persamaan pemerintah dengan pondok pesantren, kebangsaan harus memperkuat pondasi kerukunan. Dengan semangat kebangsaan pula, ketata-negaraan akan semakin menyatukan bangsa ini pula.
“Kalau tentang santri, supaya pemerintah sudah jelas. Pemberdayaan santri sudah jadi tekad pemerintah, hal itu sudah dimulai dengan adanya penetapan hari santri nasional. Tinggal nanti, para santri harus mampu mengembangkan diri, keterampilan dan sumber daya santri makin meningkat guna menghadapi persaingan global,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyinggung mengenai pentingnya penguatan infrastruktur yang sudah dikerjakan selama lima tahun ini, supaya inter koneksi semua wilayah nusantara semakin mudah. Setelah infrastruktur terkoneksi, tentu saja dapat memperkuat daya saing bangsa ini.
Secara terpisah, Abdul Kadir Karding menambahkan, perhatian pemerintah dengan RUU pondok pesantren perlu segera bisa diselesaikan. Hal ini terkait dengan peningkatan kesejahteraan para guru-guru agama di pondok pesantren serta eningkatan kemampuan para santri ketika infrastrktur pondok pesantren memperoleh perhatian besar dari pemerintah.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Ponpes Girikusumo juga pernah berlangsung, Mei 2014 ketika Joko Widodo memasuki periode kampanye untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014 silam