SIDOARJO, KOMPAS - Gerakan menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga sejumlah bahan kebutuhan pokok, terutama beras, di sejumlah daerah kembali digalakkan. Hal itu untuk mengendalikan fluktuasi harga dan menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat mengingat banyak agenda politik, kegiatan hari besar keagamaan, serta perayaan tahun baru.
Kepala Perum Bulog Divre Jatim Muhammad Hasyim mengatakan, gerakan stabilisasi harga dan suplai bahan kebutuhan pokok diwujudkan dalam bentuk menggelar operasi pasar serentak di 38 kabupaten dan kota. Lokasi kegiatan pun tidak terpaku pada pasar tradisional melainkan lebih luas lagi yakni pada tempat-tempat yang potensial dikunjungi masyarakat.
“Di wilayah Bulog Jatim Sub Divre Surabaya utara misalnya, lokasi operasi pasar digelar di pintu masuk area perkantoran yang berada di tepi jalan nasional Surabaya-Sidoarjo,” ujar Hasyim, Jumat (19/10/2018).
Berdasarkan pantauan Kompas, kantor Bulog Subdivre Surabaya utara merupakan jalur utama pengguna jalan yang hendak menuju Surabaya dan Sidoarjo. Lalu lintas padat pada jam masuk kerja dan jam pulang kerja. Tempat ini strategis untuk menyasar para pekerja formal yang memiliki waktu terbatas untuk berbelanja barang kebutuhan pokok.
Stan dibuka mulai pagi sekitar pukul 07.00 dan ditutup sore hari. Stan ini menyediakan aneka barang seperti beras kualitas medium dan premium, gula pasir lokal, minyak goreng kemasan dan tepung terigu. Ada juga beras hitam dan beras merah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tertentu.
Harga yang ditawarkan cukup kompetitif dan berada di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Beras kualitas medium dijual dengan harga Rp 8.500 per kg atau Rp Rp 42.500 per kemasan isi 5 kg. Sedangkan beras dengan kualitas premium dijual dengan harga Rp 50.000 per kemasan 5 kg atau Rp 10.000 per kg.
Harga beras itu dibawah HET, yakni Rp 9.450 per kg untuk beras medium dan Rp 12.800 per kg untuk beras premium. Selain beras, minyak goreng kemasan juga dijual dengan harga kompetitif yakni Rp 11.000 per kg. Adapun gula pasir dijual dengan harga Rp 11.000 per kg.
Untuk memperluas akses masyarakat terhadap bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, Bulog Divre Jatim menggelar operasi pasar di gerai Rumah Pangan Kita (RPK). Total RPK di Jatim saat ini mencapai lebih dari 5.000 unit dan tersebar di 13 sub divre.
“Bulog juga memberikan keleluasaan kepada pedagang bahan pokok untuk berbelanja barang dagangan. Kepada pedagang tentunya diberikan harga khusus, misalnya Rp 8.100 per kg hingga Rp 8.300 per kg untuk beras yang diambil langsung dari gudang,” ujar Hasyim.
Untuk keperluan gerakan stabilisasi harga Bulog Divre Jatim menyiapkan seluruh stok berasnya yang saat ini mencapai 568.000 ton setara beras. Stok akan bertambah seiring terealisasinya kontrak pengadaan beras antara Bulog dengan mitra-mitranya. Kontrak pengadaan saat ini sebanyak 400.000 dari mitra. Adapun mitra Bulog tidak hanya perusahaan penggilingan padi melainkan petani dan kelompok tani.
Hasyim mengakui realisasi kontrak pengadaan beras belakangan ini sedikit terkendala karena musim panen telah berakhir sehingga stok di petani mulai menipis. Sesuai hukum pasar, ketika stok barang mulai berkurang sedangkan permintaan tetap, harga merangkak naik.
Harga gabah kering giling di pasar mencapai Rp 5.000 per kg, jauh diatas HPP Rp 4.650 per kg. Kendati pengadaan tidak sebanyak saat musim panen raya, namun stok masih mencukupi sehingga tidak diperlukan penggelontoran beras impor.
Wahyudi (35) salah satu warga Sidoarjo mengatakan pihaknya menyambut positif kegiatan operasi pasar yang digelar Bulog. Harga yang ditawarkan cukup menggiurkan. Sebagai gambaran, beras premium di retail modern masih dikisaran Rp 64.000 per kemasan atau Rp 12.800 per kg. Sedangkan bulog hanya menjualnya Rp 50.000 per kemasan.
“Selain perlu dilanjutkan, operasi pasar perlu diperluas dan diperbanyak item barang yang ditawarkan. Saat ini masih terbatas di empat komoditas yakni beras, migor, gula, dan terigu,” ucap Wahyudi.
Dia menambahkan sebagai penyangga pangan nasional, Bulog bisa memperkaya komoditas pangan yang ditawarkan untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokoknya. Alasannya, stabilitas harga dan terjaminnya pasokan barang sama penting bagi warga.(NIK)