Ditunggu, Inovasi Generasi Muda Bidang Transportasi
Oleh
Dahlia Irawati
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS – Generasi muda didorong untuk mampu menyelesaikan persoalan keseharian bangsa, terutama dalam bidang transportasi. Inovasi dan kreativitas generasi muda tersebut diharapkan menjadi bagian respon cepat bangsa, terhadap perubahan dan masalah global yang berpotensi mempengaruhi stabilitas dalam negeri.
Hal itu dikatakan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Sabtu (20/10/2018) saat memberikan ceramah dalam acara wisuda di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Menhub membawakan makalah bertema ‘Persiapan SDM yang mempunyai wawasan dan tanggap pada perubahan cepat aspek ekonomi, global, dan perkembangan teknologi’.
“Terjadinya perang dagang antarnegara besar, volatitilas ekonomi, dan persoalan lain menjadi prolem bangsa yang harus dicarikan solusi. Indonesia harus cepat merespon. Untuk itu dibutuhkan SDM yang punya kemampuan yang bisa merespon persoalan dengan cepat. Di sinilah dibutuhkan anak-anak muda dengan jiwa enterpreneurship dan kreatif,” kata Budi Karya.
Enterpreneurship menurut Budi Karya bukan hanya terkait dengan perdagangan. Namun lebih jauh merupakan kemandirian di tengah masyarakat.
“Di era digital ini, potensi terbesar kita yaitu demografi harus dimanfaatkan. Dengan anak-anak muda yang kreatif dan tanggap dengan persoalan keseharian yang dihadapi bangsa ini, maka akan lahir ionovasi membanggakan dan solutif,” katanya.
Budi Karya menambahkan, saat ini Kementerian Perhubungan banyak mendapat masukan dari anak-anak muda terkait start up. Ia mengatakan, akan membina start up atau perusahaan rintisan tersebut, agar terus berkembang dan bisa menjadi solusi persoalan keseharian bangsa.
Melalui kompetisi transhub challenge, Kementerian Perhubungan, menurut Budi Karya mencoba menggali potensi anak-anak muda serta merangkul dan membinanya agar bisa berkembang menjadi perusahaan yang memberikan solusi pada masyarakat. “Dari 120 peserta, kami bisa bantu 20 perusahaan rintisan di antaranya agar terus berkembang,” katanya.
Beberapa rintisan usaha tersebut menurut Budi Karya misalnya aplikasi penitipan barang di dalam kendaraan, aplikasi yang membantu proses perizinan kelengkapan dokumen bagi industri pelayanan bongkar muat, serta aplikasi bagi tuna netra untuk mendapatkan aksesibilitas.
Model pembinaan yang dimaksud Budi Karya adalah dengan mengangkat baka angkat bagi usaha rintisan tersebut. Hal itu tentu dengan menggandeng perusahaan swasta dan kampus.
“Model berbagi dan berkolaborasi dengan perusahaan swasta, misalnya menggandeng perusahaan angkutan orang untuk bisa dititipi barang/logistik, mungkin akan menjadi solusi nasional. Memanfaatkan hal-hal sederhana yang bisa mengurangi ketidakefisienan,” kata Budi Karya.
Pekerjaan Rumah
Inovasi dan kreativitas tersebut menurut Menhub perlu terus dilakukan, meski selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK sejumlah pekerjaan rumah Kemenhub sudah mulai tertangani. “Yang diamanatkan sudah dijalankan dengan baik. Tapi banyak yang harus diperbaiki yaitu pelayaran rakyat dan transportasi massal. Ini pekerjaan rumah. Hal ini pula yang akan menjadi pemikiran kami,” katanya.
Beberapa program Kemenhub menurut Budi Karya sudah sesuai harapan. “Untuk angkutan massal di Jakarta, mass rapid transit (MRT) akan selesai dari selatan ke utara dan dari timur ke barat pada tahun 2024. Adapun LRT akan ditawarkan ke swasta utk diinisiasi. Sedangkan kereta listrik yang saat ini kapasitas 1,2 jt pengguna. Ke depan diharapkan bisa muat 3-4 juta. Sehingga masyarakat menggunakan transporatsi massal, dan mengurangi kemacetan serta polusi,” katanya. Jakarta menurut Budi Karya saat ini menjadi model. Namun ke depan, program itu juga akan dilakuka ndi kota-kota besar lain di Indonesia.
Yang akan terus dilakukan oleh Kemenhub menurut Budi Karya adalah membangun program studi trahnsportasi di daerah-daerah di luar Jawa. “Eksplorasi prodi transportasi angkutan laut akan dijalankan di luar Jawa. Universitas Pattimura Ambon sudah. Nanti UB juga bisa menjadi bapak angkat di daerah Sulawesi Utara atau di tempat lain. Kalau itu bisa berkembang, kita bisa membuat kapal sediri dan membangun pelayaran rakyat sendiri,” katanya.
Budi Karya mengatakan bahwa ia berinisiatif membangun model pelayaran rakyat di Toba dan Selayar. Hal itu akan menjadi model untuk membangun pelayaran rakyat di tempat lain. “Bagaimana kami menyubsidi kegiatan pelayaran rakyat tersebut, atau untuk investasi kapal. Kalo ini bisa, maka akan dipakai di tempat lain. Ada beberapa tenpat yang krusial ditangani di antaranya Kaliadem. Jakarta itu kota hebat, tapi pelayarannya cukup tidak baik,” katanya.
Saat ini subdisi angkutan secara umum, menurut Budi Karya, sebesar Rp 2-3 triliun. Adapun 20 persen di antaranya untuk pelayaran rakyat.
Adapun Pakar Transportasi Universitas Brawijaya Malang Achmad Wicaksono mendukung upaya Kementerian Perhubungan untuk menyiapkan infrastruktur SDM bidang transportasi di luar Jawa. “Selama ini disparitas pembangunan antara Jawa dan luar Jawa terus disorot. Harus ada upaya pemerataan dan mendorong keadilan pengembangan transportasi di luar Jawa,” katanya.