Grab Buat Pangkalan Antar Orang dan Makanan di ITS
Oleh
DODY WISNU PRIBADI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Grab, badan usaha komersial layanan berbasis aplikasi daring, memilih bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk memperdalam pasar bisnisnya. Senin (22/10/2018), Grab dan ITS menandatangani kerja sama pengembangan pasar dan teknologi.
Grab memberikan kesempatan kepada mahasiswa ITS melihat dan membuka kemungkinan membangun produk inovatif bagi Grab. ITS juga mengirim mahasiswa magang, sementara Grab mengembangkan pemasaran di lingkungan ITS di Surabaya.
Direktur Eksekutif Grab Indonesia Ongki Kurniawan mengatakan, Grab memiliki tujuan besar membangun lapangan kerja dan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia.
Grab memiliki rencana induk (masterplan) ”Grab 4 Indonesia 2020” yang dijadikan sebagai arah panduan pengembangan Grab di masa depan. Tujuannya, agar masyarakat Indonesia memperoleh manfaat dari teknologi informasi. Teknologi informasi bisa mengembangkan hidup masyarakat serta mendorong penemuan baru dan membangun kapasitas teknologi.
Penjemputan pesanan
Grab menawarkan agar ITS membangun lokasi shelter untuk penjemputan pesanan angkutan mahasiswa atau warga ITS lainnya yang memesan makanan melalui Grab. ”Kami sepakat merancang tiga lokasi shelter itu di dalam kompleks ITS,” kata Ongki.
Grab juga sepakat membangun shelter sejenis untuk pengambilan pesanan makanan. Kesepakatan lainnya, karyawan dan keluarga ITS bisa menggunakan layanan Grab untuk kebutuhan transportasi resminya.
”Tujuannya, agar ITS lebih akuntabel dalam hal penggunaan layanan transportasi jika menggunakan jasa kendaraan Grab. Kemudian, Grab bisa meneruskan tagihannya kepada ITS sehingga penggunaan kendaraan lebih transparan,” ujar Ongki.
Rektor ITS Joni Hermana mengatakan, kerja sama ini memberikan manfaat bagi ITS karena studi tentang kewirausahaan teknologi ini menjadikan 24.000 mahasiswa ITS akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan temuan-temuan mereka.
Grab mengklaim bisnis transportasi yang dikelolanya menguasai pangsa 65 persen. Grab saat ini mengembangkan layanan on demand tidak hanya untuk transportasi, tetapi juga berbagai layanan pembayaran. Grab mengklaim perusahaannya kini menjadi ”everyday super app” karena cakupannya seluas 235 kota di delapan negara Asia Tenggara.