PONTIANAK, KOMPAS — Santri merupakan duta toleransi yang harus memiliki daya cegah, daya tangkal radikalisme, hoaks, dan ujaran kebencian. Hal itu akan membawa manfaat bagi perubahan peradaban.
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Didi Haryono mengatakan hal itu saat Apel Akbar Santri, Senin (22/10/2018), di Ketapang. Didi mengatakan, tantangan dimensi global saat ini sangat deras dalam memengaruhi tatanan kehidupan sosial bermasyarakat di Indonesia.
Dinamika globalisasi, modernisasi, dan ilmu pengetahuan mendorong dunia menuju peradaban baru. Tentunya pengaruh globalisasi itu juga terasa di Kalbar yang memiliki dampak tersendiri, misalnya terhadap ketertiban dan keamanan di masyarakat (kamtibmas).
Kamtibmas adalah kunci dari pelaksanaan pembangunan nasional. Untuk membangun suasana kondusif, kepolisian tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus didukung seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintahan maupun instansi lainnya. Hal yang terpenting adalah dukungan masyarakat, termasuk santri.
”Hari ini, para santri yang berkumpul bersama di sini sebagai generasi penerus bangsa yang menjadikan instrumen religi sebagai dasar dan pola pikir yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memiliki peranan penting dalam membangun jiwa generasi muda yang cerdas dan berakhlak mulia,” kata Didi.
Mereka nantinya diharapkan bisa membangun karakter masyarakat yang madani. Karena itu, peran santri juga perlu diwadahi dan ditingkatkan untuk mengembangkan kemampuan dalam menopang karakter bangsa serta kemampuan mereka dalam menyesuaikan diri menghadapi tantangan globalisasi.
Selain itu, santri juga harus bisa menyinkronkan kewajiban agama dan tuntutan modernitas. Artinya, agama diharapkan mampu mengendalikan dan mengarahkan tuntutan-tuntutan global sehingga membawa manfaat bagi perubahan peradaban.
Peran santri sangat dominan dalam menciptakan suasana religi yang hadir di tengah-tengah masyarakat serta dalam menjaga ideologi Pancasila sebagai pegangan hidup bersama yang memperkuat karakter bangsa. Selain itu, juga menopang kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pesan yang sama juga disampaikan Bupati Sintang Jarot Winarno dalam peringatan Hari Santri di Sintang. Menurut Jarot, perayaan itu hendaknya dimaknai untuk memperkokoh semangat menjaga NKRI.