Pusat Bantu Rehabilitasi Pasar Tradisional yang Terdampak
Oleh
Khaerul Anwar
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan membantu proses percepatan pemulihan bidang perdagangan melalui rehabilitasi pasar tradisional yang rusak akibat gempa beruntun di Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Perbaikan pasar segera dilakukan agar roda perekonomian warga di daerah itu berjalan normal kembali.
"Begitu terjadi bencana, saya perintahkan (staf) menyisir seluruh anggaran, lalu saya pindahin anggaran untuk membangun pasar di sini (Lombok)," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito di Lombok, Senin (22/10/2018).
Enggartiasto mengungkapkan hal itu saat tampil sebagai pembicara kunci dalam seminar nasional bertajuk "Perkembangan dan Problematika Hukum Investasi dalam Era Perdagangan Bebas", yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Mataram, dan Pengurus Wilayah NTB Ikatan Notaris Indonesia di Hotel Jayakarta, Lombok.
Lombok pascagempa menjadi perhatian Kemendag, yang kemudian merencanakan dan membangun kondisi pasar tradisional yang rusak. Menurut Mendag Enggartiasto, pasar tradisional merupakan aspek penting dalam sistem perdagangan nasional, penggerak perekonomian di daerah sekaligus penyangga barang kebutuhan pokok dan menjadi bagian barometer stabilisasi harga pangan di tingkat nasional.
"Tadi saya sudah lapor Pak Gubernur (NTB Zulkieflimansyah). Kami akan segera duduk dengan Menteri PUPR. Untuk 2019 insya Allah kami akan selesaikan seluruh pasar yang terdampak, jangan terlalu lama menunggu biar roda perekonomian NTB normal kembali,” ujar Menteri.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan NTB, Selly Handayani, sedikitnya 70 pasar yang rusak akibat gempa di Pulau Lombok, terbanyak di Kota Mataram dan Lombok Timur. Dari total pasar yang rusak itu baru enam pasar di Kota Mataram yang mendapat bantuan Rp 2,3 miliar. Dana berasal dari APBN Perubahan 2018 dan bisa dicairkan sebelum Tahun Anggara 2018 berakhir.
Pasar di Kota Mataram yang mendapat dana perbaikan antara lain Pasar Lelede, Pagesangan, Kebon Roek, Mandalika, Otak Desa dan Pasar Karang Sukun. Di luar itu, ada tiga pasar yang mendapat dana rehabilitasi dari Dana Alokasi Reguler sebesar Rp 3,8 miliar.
Gubernur Zulkieflimansyah menyambut positif bantuan Kemendag terkait tersebut, yang menjadi salah satu prioritas utama pemerintah. Namun, Gubernur NTB itu belum tahu pasti rincian bantuan yang akan disalurkan untuk rehabilitasi pasar di Lombok itu. Kecuali pasar yang terdampak gempa, pasar-pasar yang tidak terdampak juga memerlukan dana untuk perbaikannya.
Mendag juga menyinggung soal potensi besar produksi hasil bumi bawang merah di Kabupaten Bima. Komoditi ekspor itu dinilai tumbuh dengan baik, walau menghadapi kendala pada pemasarannya, seperti juga pada produk hasil bumi lainnya di hampir semua daerah.
Kendala yang dihadapi itu misalnya, saat panen berlebih, tidak ada yang bicara tentang penyimpanan. Persoalan terjadi pascapanen, saat tidak ada panen, harga merangkak naik. Kondisi ini terjadi pada bawang asal NTB yang singgah di daerah lain untuk kemudian dipasarkan.
“Saya baru tahu produk bawang dari Bima ‘berwisata’ ke Brebes, dari Brebes ke tempat lain,” kata Menteri yang menekankan ada upaya stabilisasi harga. Oleh sebab itu pelaku industri makanan didorong menyerap produksi bawang merah, kemudian peran Bulog menyerap saat harga bawang merah anjlok.
"Bulog sesuai ketentuan, menyerap produk bawang merah kalau harga turun di bawah Rp 15.000. Tetapi nanti perlu koordinasi karena Bulog di bawah BUMN," ujar Menteri.