33.000 Pemilih Pemula di Palembang Belum Memiliki KTP-el
Oleh
Rhama Purna Jati
·2 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS—Sebanyak 33.000 pemilih pemula di Palembang belum memiliki kartu tanda penduduk elektornik (KTP-el). Pemerintah menargetkan semua pemilih baru bisa mendapatkan KTP-el paling lambat 31 Desember 2018.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palembang Edwin Effendi, Selasa (23/10/2018) mengatakan, dari total 1,1 juta mata pilih di Palembang sekitar 6 persen atau sekitar 66.000 merupakan pemilih pemula. “Mereka adalah yang sudah berusia sekitar 17 tahun dan berhak mendapatkan KTP-el,” katanya.
Namun dari jumlah tersebut 33.000 diantaranya belum memiliki KTP-el. Alasannya karena mereka belum melakukan perekaman. Untuk itu, kepada keluarga diharapkan segera mendaftarkan anggota keluarganya tersebut untuk segera membuat KTP-el.
“Sangat disayangkan, karena belum melakukan perekaman, mereka kehilangan hak pilih,” ucapnya.
Untuk itu, ujar Edwin, sejumlah upaya terus dilakukan agar perekaman segera dapat terealisasi, mulai dari perekaman dengan sistem “jemput bola”. Ada sekitar 170 petugas yang dikerahkan untuk mencari pemilih pemula dari kelurahan hingga ke sekolah.
Itulah sebabnya, kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Palembang terus dilakukan terutama terkait data siswa yang berusia di atas 17 tahun. “Bahkan, saat ada kegiatan gotong royong yang dihadiri Wali Kota, disana akan ada perekaman,”kata Edwin.
Selain itu, proses perekaman juga bisa dilakukan di kecamatan yang berbeda dengan tempat tinggal. “Kalau tinggal di Gandus, bisa saja melakukan perekaman di Kecamatan lain. Tujuannya tidak lain untuk mempermudah masyarakat,” ujar Edwin. Bahkan,
Dia pun menjanjikan proses pencetakan KTP-el akan berlangsung cepat. “Pemilih pemula memang menjadi prioritas kami,” katanya. Edwin pun menargetkan semua pemilih pemula di Palembang dapat menggunakan haknya tanpa harus menggunakan Surat Keterangan (Suket).
Sebelumnya, Ketua KPU Sumsel Aspahani menerangkan, pemilih milenial dengan kisaran usia 17-23 tahun cukup potensial di Sumsel. Dari 5,7 juta mata pilih, sekitar 20 persen merupakan pemilih potensial. Itulah sebabnya sosialisasi terkait pemilu juga harus terus dilakukan.