SIGI, KOMPAS - Akses jalan poros Palu-Kulawi, Sulawesi Tengah, hingga Senin (22/10/2018), masih lumpuh. Akibatnya, bantuan logistik bagi penyintas gempa di sekitar daerah itu harus dilakukan lewat udara.
Saat ini, ada 30 titik longsoran di jalan poros Palu-Kulawi, menutup jalan sepanjang sekitar 10 kilometer. Kondisi itu membuat semua kendaraan tidak bisa melintas. Padahal, jalan itu menghubungkan empat kecamatan terdampak gempa, yakni Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro dan Lindu.
Amir, staf Dinas Pendidikan Kabupaten Sigi, yang hendak ke Kulawi, tidak bisa melanjutkan pendataan sekolah rusak pascabencana akibat masalah tersebut. Dia khawatir jika memaksakan diri, bakal jadi korban kecelakaan di jalan.
”Saya baru selesai mendata dua SD. Nanti kalau jalan sudah normal, saya kembali ke sini,” kata Amir.
Meski demikian, hal itu tidak menyurutkan tekad sebagian warga. Nita (35), pedagang asal Lindu, memilih berjalan kaki melewati titik longsor dan jalan licin. Dia hendak pergi ke Kota Palu untuk belanja beragam keperluan usahanya.
Dampak lanjutan
Longsor merupakan dampak lanjutan gempa-tsunami yang menghantam Sulteng pada 28 September. Di sejumlah titik bermunculan rekahan tanah. Saat hujan turun dalam beberapa hari terakhir, rekahan itu longsor menimbun jalan dan masuk ke Sungai Salua memicu banjir bandang.
”Akibat banjir bandang, banyak material tanah dan kayu menumpuk di jembatan desa dan mengganggu akses transportasi. Pembersihan material di jembatan sudah dilakukan, tinggal longsor di jalan yang butuh penanganan,” kata Kepala Desa Salua, Kecamatan Kulawi, Yohanes.
Pembersihan jalan poros Palu-Kulawi dilakukan bertahap. Di ruas Salua-Sadaunta, proses itu menggunakan lima alat berat. Ruas tersebut merupakan segmen pembuka untuk membersihkan semua titik longsor. Selain itu, ada dua alat berat lain bekerja menormalisasi Sungai Salua agar material dan batang-batang kayu tidak bertambah banyak dan menyumbat aliran air.
Komandan Sektor Kabupaten Sigi untuk Tanggap Darurat Bencana Kolonel Verianto mengatakan, terputusnya jalan poros Palu-Kulawi menghambat penyaluran logistik bagi daerah sekitarnya. Selain masyarakat di Kulawi, warga Kecamatan Kulawi Selatan, Pipikoro, dan Lindu tidak bisa mengakses bantuan dari Palu.
Untuk mengatasi hal itu, Komandan Resor Militer Korem 132 Tadulako Kolonel Agus Sasmita mengatakan, ada satu helikopter disediakan untuk mengirimkan logistik ke daerah-daerah tersebut.
”Setelah mengirim logistik, helikopter membawa sejumlah sukarelawan dan dokter yang terjebak di Desa Salua akibat longsor. Untuk sementara, kami maksimalkan dulu helikopter sambil menunggu akses jalan terbuka lagi,” katanya. (CHE/IDO/JOG)