MEDAN, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengirim bantuan logistik sebanyak 2.000 ton untuk korban bencana gempa, tsumani, dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (23/10/2018). Selain dari Pemerintah Provinsi Sumut, bantuan berupa beras, pakaian, sarung, dan susu tersebut juga digalang dari masyarakat.
“Pengiriman bantuan ini adalah bentuk solidaritas Sumatera Utara kepada saudara kita yang menjadi korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah,” kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dalam acara pemberangkatan bantuan di Lapangan Benteng, Medan.
Edy mengatakan, bantuan itu dikirimkan dengan menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Belawan, Medan, dan akan langsung berlayar ke Sulawesi Tengah. Bantuan itu diperkirakan tiba di lokasi bencana sekitar satu pekan ke depan.
Acara pemberangkatan bantuan itu dilakukan secara simbolis dengan melepaskan truk pembawa barang bantuan dari Lapangan Benteng oleh Edy Rahmayadi.
Edy berharap, bantuan tersebut dapat meringankan beban korban bencana di Sulawesi Tengah, khususnya mereka yang masih tinggal di pengungsian atau di hunian sementara. Menurut Edy, mereka juga tengah mengumpulkan bantuan berupa selimut dan pakaian yang akan dikirim ke Sulawesi Tengah pada pelayaran selanjutnya.
Menurut Edy, Pemprov Sumut masih akan terus menggalang bantuan dari masyarakat untuk dikirim bersama pengiriman bantuan gelombang selanjutnya.
Apel siap siaga
Acara pelepasan bantuan ke Sulawesi Tengah tersebut dilaksanakan berbarengan dengan Apel Siap Siaga Bencana Sumatera Utara. Apel itu dihadiri Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumut, Kodam I Bukit Barisan, dan Kepolisian Daerah Sumatera Utara.
Edy menyampaikan agar seluruh personil selalu siap siaga menanggulangi bencana karena Sumatera Utara merupakan daerah yang rawan bencana. Bulan ini, banyak daerah di Sumatera Utara yang diterjang banjir, banjir bandang, dan longsor hingga menelan korban jiwa.
“Kita harus waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi di Sumatera Utara. Mari kita antisipasi kemungkinan bencana alam yang akan terjadi,” kata Edy.
Edy pun mengajak seluruh masyarakat dan pemerintah daerah untuk mematuhi rencana tata ruang wilayah di kabupaten dan kota masing-masing. Hal itu dinilai sebagai bentuk antisipasi untuk mengurangi risiko dampak bencana alam.
Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis mengatakan, mereka juga terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota di Sumut untuk melakukan tindakan-tindakan mitigasi bencana banjir dan longsor. Mereka meminta agar dialokasikan anggaran yang cukup untuk mitigasi dan penanggulangan bencana di daerah.