Bendera Hitam Dibakar di Garut, Massa Gelar Aksi di Yogyakarta
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Ratusan orang menggelar aksi berjalan keliling di Kampung Suronatan, Kota Yogyakarta, Rabu (24/10/2018). Aksi itu merupakan respons dari peristiwa pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid dalam perayaan Hari Santri, di Garut, Jawa Barat, Senin (22/10/2018).
Sekitar pukul 15.00, massa tampak telah memadati jalan menuju Masjid Taqwa Suronatan, Kota Yogyakarta. Jalan selebar sekitar 2 meter itu dipenuhi oleh orang-orang yang hendak berjalan menuju masjid yang dijadikan titik kumpul massa yang ingin mengikuti aksi itu.
Ketua Presidium Forum Ukhuwah Islamiyah Daerah Istimewa Yogyakarta M Syukri Fadholi menyatakan menyesalkan pembakaran bendera hitam yang dilakukan kelompok ormas tertentu itu. Ia mengharapkan aparat penegak hukum menindak tegas pelaku pembakaran bendera tersebut.
”Kami mendorong aparat penegak hukum agar bertindak dengan cepat, tegas, dan menjunjung tinggi asas keadilan dalam menangani kasus ini dalam rangka menjaga stabilitas ketertiban, keamanan, dan ketenteraman di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Syukri.
Selain itu, Syukri mengimbau para pemimpin organisasi masyarakat, tokoh agama, serta tokoh masyarakat agar membuat situasi tetap kondusif karena peristiwa tersebut. ”Jangan sampai terjadi hal-hal yang merugikan semua pihak,” kata Syukri.
Massa mulai bergerak dari Masjid Taqwa Suronatan sekitar pukul 16.30. Mereka berjalan mengelilingi Kampung Suronatan dengan membawa bendera berwarna hitam dan putih.
Bukan hanya orang dewasa, ada anak-anak yang juga ikut dalam barisan massa yang membawa bendera itu. Ada anak yang berjalan kaki sendiri, ada pula yang digendong oleh orang dewasa.
Adapun rute yang dilalui massa itu berawal dari Jalan Agus Salim, lalu berbelok ke arah Jalan Nyai Ahmad Dahlan, dilanjutkan berbelok lagi melewati Jalan KH Ahmad Dahlan, kemudian melalui Jalan Wahid Hasyim, sebelum kembali berbelok ke Jalan Agus Salim.
Saat melalui Jalan Agus Salim dan Jalan Nyai Ahmad Dahlan, kendaraan bermotor tidak bisa melintas di dua jalan tersebut. Massa berjalan dalam lima banjar sehingga membuat jalan yang lebarnya sekitar 5 meter itu penuh. Aksi berakhir sekitar pukul 17.30.