MALANG, KOMPAS - Memasuki musim pancaroba dari kemarau ke penghujan, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap cuaca ekstrem. Hujan deras disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi selama masa pancaroba.
Di Kabupaten Malang, Jawa Timur, hujan deras yang disertai angin kencang, Selasa (23/10/2018) sore, mengakibatkan 104 rumah warga rusak ringan. Daerah terdampak ada di empat desa di tiga kecamatan, yakni dua desa di Kecamatan Pakis dan masing-masing satu desa di Kecamatan Poncokusumo dan Tumpang.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa ini. Warga segera bergotong-royong memperbaiki kerusakan rumah yang sebagian besar terkena pada bagian atap.
“Pada Selasa sore kemarin terjadi angin kencang bercampur puting beliung yang menyertai datangnya hujan deras. Masyarakat harus waspada,” ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bagyo Setiyono, Rabu (24/10/2018).
Menurut Bagyo semua daerah di Kabupaten Malang rawan akan bencana angin kencang lantaran wilayahnya dikelilingi oleh gunung dan daerahnya ada di dataran rendah sampai tinggi.
Secara terpisah, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Anung Suprayitno, membenarkan jika hujan deras disertai angin kencang dan petir berpotensi terjadi di musim pancaroba.
“Cuaca ekstrem yang biasa muncul di musim peralihan, antara lain hujan dengan intensitas lebat namun bersifat lokal dengan durasi singkat. Angin yang memiliki kecepatan di atas 40 kilometer per jam ini berpotensi menyebabkan kerusakan. Selain itu juga ada petir dan hujan deras tentunya,” katanya.
Cuaca ekstrem tersebut, menurut Anung, timbul dari pertumbuhan awan kumolonimbus (Cb) akibat proses pemanasan tinggi diiringi potensi uap air di udara yang cukup banyak. Hal ini bisa diamati dari terjadinya perubahan cuaca yang berlangsung cepat, cerah dan panas pada pagi hari namun berganti mendung tebal di siang hari.
BMKG sendiri memprediksi musim hujan di wilayah Malang rata-rata terjadi bulan November. Adapun wilayah Malang timur memasuki musim hujan lebih dulu (akhir Oktober) dibanding tengah dan barat.
“Sejauh ini hujan yang terjadi di wilayah Malang Raya belum menyeluruh. Namun awan-awan konvektif sudah terbentuk,” katanya.