Warga Lombok Utara Diminta Pulang Bersihkan Rumah Sebelum Musim Hujan Tiba
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Warga terdampak gempa di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, diimbau kembali ke rumahnya untuk membersihkan puing-puing tempat tinggalnya yang rusak akibat gempa sebelum musim hujan tiba yang diperkirakan paling cepat pada dasarian I November mendatang.
”Menyusul ’Gerakan Kembali ke Rumah’, Bupati Lombok Utara (Najmul Akhyar) mengimbau warga untuk pulang dari lokasi pengungsian dan fokus mengurus rumahnya untuk antisipasi dampak tibanya musim hujan,” kata Dedi Mudjadid, Kepala Bagian Humas Pemkab Lombok Utara, Kamis (25/10/2018) di Tanjung, Pusat Pemerintahan KLU yang dihubungi dari Mataram, Lombok.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Utara Suardi di Dusun Menggala, Desa Pemenang Barat, mengatakan, kondisi daerahnya pascagempa sudah normal kendati masih ada warga yang tinggal di pengungsian, terutama di areal sawah. Jika tetap tinggal di pengungsian, warga akan menghadapi persoalan kesehatan ketika musim hujan. ”Kami minta mereka pulang, bersihkan rumahnya, bikin rangka konstruksi rumahnya. Kalau bahannya kurang, kami membantu,” ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lombok Utara mencatat, kini ada 778 kepala keluarga atau 2.764 jiwa tinggal di pengungsian tersebar empat dusun. Namun, pantauan Kompas, tenda pengungsian masih terlihat di tengah sawah Dusun Menggala, Desa Pemenang Barat.
Menjelang musim hujan tiba, pemilik lahan yang ditempati warga saat ini akan membongkar dan membajak tanah untuk persemaian benih padi, dilanjutkan menanam palawija setelah tanam padi. Oleh karena itu, warga diminta pulang, dan Pemkab Lombok Utara menyediakan 6 lembar tripleks, 6 lembar seng, dan 1 kereta dorong untuk membangun hunian sementara.
Namun, Usman, warga Dusun Menggala, Desa Pemenang Barat, memilih tinggal di hunian sementara (huntara) yang dibuatkan relawan Rumah Zakat. Usman yang rumahnya rata dengan tanah akibat gempa enggan mengambil bantuan tripleks, seng, dan kereta dorong mengingat jatah itu untuk 10 kepala keluarga tiap dusun.
Usman juga khawatir area huntara yang berada di lapangan sepak bola itu akan tergenang air karena lebih rendah daripada jalan utama, berada di kaki bukit, dan selokan yang kini tertimbun tanah dan sampah. ”Itu risikonya, tetapi biar saya tinggal dulu disini sembari menyisihkan uang untuk beli bahan bangunan,” ungkap Usman.
Musim hujan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi Lombok Barat menyebutkan, musim hujan di NTB tahun 2018/2019 diprakirakan terjadi pada Desember. Ada dua zona musim, yakni 9 persen masuk musim hujan November, dan 19 ZOM, yakni 91 persen daerah masuk musim hujan pada Desember. Musim hujan tahun ini mundur 10 hari sampai 30 hari dari kondisi normalnya.
Awal musim hujan tercepat November dasarian I (awal November) dimulai dari wilayah Kota Mataram dan sebagian Lombok Barat. Musim hujan di Pulau Lombok pada Desember, dengan wilayah terlambat memasuki musim hujan adalah pesisir Lombok Timur dan Lombok Timur bagian selatan.
Untuk Pulau Sumbawa awal musim hujan diramalkan jatuh pada Desember, dan tercepat masuk musim hujan Sumbawa bagian tengah.