Terkait Konferensi Laut Kita, Polri Siapkan Pengamanan di Bali
Oleh
Cokorda Yudistira
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan internasional soal laut yang dilangsungkan di Bali pada 29-30 Oktober 2018. Untuk menjamin keamanan dan kelancaran penyelenggaraan Konferensi Laut Kita (Our Ocean Conference) 2018, Kodam IX/Udayana dan Polda Bali bersinergi menyiapkan pengamanan dengan mengerahkan sekitar 6.000 personel tentara dan polisi.
Forum Our Ocean Conference (OOC) 2018 di Nusa Dua, Badung, Bali, direncanakan akan dihadiri delapan kepala pemerintahan dan kepala negara atau perwakilannya serta sekitar 1.900 peserta dari 37 negara. Presiden Joko Widodo dijadwalkan membuka konferensi internasional kelautan dan maritim itu pada Senin (29/10/2018).
Terkait persiapan pengamanan OOC 2018, Jumat (27/10/2018), Kodam IX/Udayana mengadakan apel gelar pasukan komando operasi pengamanan VVIP OOC 2018 di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Denpasar. Apel dipimpin Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto selaku Panglima Komando Operasi Pengamanan VVIP OOC 2018. Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wakil Kepala Polda Bali Brigadir Jenderal (Pol) I Wayan Sunarta ikut menghadiri apel tersebut.
Seusai memimpin apel, Benny menyampaikan, pengerahan personel TNI dan Polri serta aparatur pendukung pelaksanaan OOC 2018 sudah dimulai meskipun penyelenggaraan OOC 2018 akan dimulai 29 Oktober.
Sekitar 4.000 tentara dari Kodam IX/Udayana dan jajaran dikerahkan sebagai pasukan komando operasi pengamanan OOC 2018. Mereka bekerja sama dengan Pasukan Pengamanan Presiden.
”Tugas kami mengamankan pelaksanaan konferensi internasional itu akan berhasil dengan baik apabila didukung masyarakat Bali,” kata Benny.
Koster menyatakan, sinergi antarinstansi dan aparatur merupakan persiapan bersama agar OOC 2018 di Bali berlangsung aman, lancar, damai, dan sukses. OOC 2018, lanjutnya, akan dihadiri dan dibuka Presiden Joko Widodo. ”Akan hadir pula enam kepala negara dan satu wakil kepala negara,” kata Koster di Denpasar, Jumat.
Sebelumnya, ketika ditemui di Museum Seni Neka, Ubud, Gianyar, Kamis (25/10/2018), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan, sekitar 1.900 orang, termasuk 36 menteri, menjadi delegasi peserta OOC 2018. Ia menyebutkan, Indonesia berkesempatan menunjukkan komitmen dan kepemimpinannya serta memberikan kontribusi dalam hal kelautan dan perikanan dengan menjadi tuan rumah OOC 2018.
Susi menyatakan, Indonesia sudah berkomitmen memerangi penangkapan ikan secara ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU Fishing). Kegiatan ilegal yang marak terjadi adalah kejahatan transnasional dan terindikasi terkait dengan kejahatan transnasional lainnya, misalnya penyelundupan, perdagangan manusia, dan perbudakan.
Laut juga memengaruhi perubahan iklim. ”Indonesia membangun misi menjadi poros maritim dan menempatkan laut sebagai masa depan Indonesia,” lanjut Susi.