PADANG, KOMPAS – Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar kegiatan "Padang Walk Heritage", Minggu (28/10/2018) sore. Kegiatan bertema "Pemuda dan Cagar Budaya" itu digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemudasekaligus menumbukan kesadaran generasi muda akan keberadaan dan potensi Kota Tua Padang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi di kawasan Kota Tua Padang yang menjadi lokasi kegiatan mengatakan, "Padang Walk Heritage" selain peringatan Hari Sumpah Pemuda, sekaligus juga membangun kesadaran banyak pihak terhadap keberadaan Kota Tua Padang.
Kota Tua Padang berada di daerah Padang Selatan. Di kawasan tersebut, terdapat banyak bangunan tua yang merupakan peninggalan masa Kolonial Belanda. Menurut Medi, dari hasil survei mereka, Kota Tua ini menjadi tujuan wisata terbesar kedua setelah kawasan pesisir seperti Pantai Padang dan Pantai Air Manis.
"Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang tahun 2010-2030, kawasan Kota Tua ditetapkan sebagai cagar budaya untuk fungsi pariwisata. Kawasan Kota Tua merupakan kawasan yang mempunyai daya tarik kedua terbesar setelah Pantai Padang," kata Medi.
Menurut Medi, kawasan Kota Tua memiliki posisi yang strategis, nilai sejarah yang vital, budaya yang beragam, corak arsitektur yang khas, hingga berfungsi menghubungkan daratan Sumatera dengan Pulau-Pulau Kecil di Sumatera Barat.
Dengan potensi yang besar itu, kata Medi, maka semua pihak harus ambil bagian Termasuk generasi muda. Hal itu yang kemudian menjadi latarbelakang diselenggarakannya "Padang Heritage Walk" tersebut.
"Saya berharap, melalui kegiatan ini, kepedulian dan kesadaran akan potensi Kota Tua ini seperti efek bola salju. Semakin banyak yang terlibat. Tidak hanya kami, tetapi juga generasi muda, pemilik bangunan tua, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, hingga investor," kata Medi.
Medi menambahkan, semangat itu yang juga membuat kegiatan juga digelar di kawasan Kota Tua Padang yakni di Kelenteng See Hin Kiong lama.
"Tentu selain sosialisasi jika kita memiliki potensi yang besar kepada pihak terkait, tentu kami juga berupaya memperbaiki fasilitas fisik. Apalagi masih banyak yang perlu dilengkapi lagi," kata Medi.
BayuHariyantoKoordinator Komunitas "Padang Heritage"– komunitas yang lahir sebagai wadah untuk mengenal cagar budaya kota Padang – mengatakan, meski sebuah pontesi, tetapi hingga saat ini masih banyak generasi muda yang tidak tahu jika Padang memiliki kota Tua. Pada saat yang sama, kawasan Kota Tua tersebut juga belum dimaksimalkan.
“Seharusnya, ketika bercerita tentang kota tua, berarti bercerita tentang bagaimana kota itu hidup. Sayangnya, sekarang jalan di Kota Tua Padang saja takut. Selain karena tidak ada pedestrian, fasilitas lain seperti toilet bagi pejalan kaki atau yang berolahraga belum tersedia. Selain itu, jalan-jalan di Kota Tua Padang sekaligus berfungsi sebagai jalan umum sehingga tidak aman bagi pengunjung,” kata Bayu.
Oleh karena itu, Bayu berharap Pemerintah Kota Padang memberi perhatian serius pada penataan Kota Tua Padang. Apalagi Kota Padang merupakan bagian dari Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Gunung Padang yang tengah dikembangkan oleh Pemerintah Kota Padang. “Pemerintah kota harus bisa memetakan potensi yang ada di kawasan Kota Tua dan menjadikannya suatu daya tarik,” kata Bayu.
Pantauan Kompas, seperti namanya, kegiatan utama “Padang Walk Herigate” seharusnya berjalan kaki bersama melintasi bangunan cagar budaya yang ada di Kota Tua Padang yakni dari Kelenteng See Hien Kiong lama hingga kawasan Batang Arau. Hanya saja, karena hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut membuat agenda itu dibatalkan.
Akhirnya, kegiatan difokuskan pada diskusi antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang, komunitas “Padang Heritage”, dengan peserta. Diskusi berlangsung menarik karena peserta antusias menyimak penyampaian materi hingga mengajukan pertanyaan.
Asrul Siregar (22), mahasiswa Universitas Negeri Padang yang turut mengikuti kegiatan tersebut mengatakan, “Padang Heritage Walk” sangat positif. “Ini membangkitkan kesadaran saya sebagai anak muda tentang pentingnya menjaga dan melestarikan cagar budaya, termasuk di Kota Tua Padang. Memang sudah tugas kami untuk lebih peka terhadap hal itu apalagi di tengah gempuran teknologi seperti sekarang,” kata Asrul.