PONTIANAK, KOMPAS – Berbagai kejahatan kerap terjadi di perbatasan laut Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat, misalnya penyelundupan barang, perdagangan manusia, dan pencurian ikan. Untuk itu Kepolisian Republik Indonesia dan Polis Diraja Malaysia bekerja sama meningkatkan pengamanan di perbatasan perairan.
Bentuk peningkatan pengamanan di perbatasan laut Indonesia-Malaysia itu diwujudkan dengan melakukan pertemuan “Maritime Border Patrol Cordinating Group Ke-4” di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (29/10/2018). Delegasi Polri ada 107 orang dari tujuh Kepolisian Daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yakni Kalbar, Aceh, Medan, Kepulauan Riau, Riau, dan Kalimantan Utara. Delegasi dari Malaysia ada 85 orang.
Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komisaris Jenderal Moechgiyarto, Senin (29/10/2018) di Pontianak, mengatakan, pertemuan ke-4 ini merupakan tingak lanjut dari pertemuan-pertemuan yang sebelumnya terkait pencegahan dan pemberantasan kejahatan transnasional. “Ada banyak kejahatan transnasional yang perlu dicegah, misalnya narkotika, terorisme, penyelundupan barang, dan perdagangan manusia,” katanya.
Yang dibahas dalam pertemuan itu, antara lain menyangkut penentuan koordinat pertemuan kapal Indonesia dan Malaysia yang berjaga di perbatasan perairan. Kemudian, tukar-menukar informasi, saling kenal satu dengan lainnya selaku penjaga kedaulatan negara masing-masing, dan koordinasi patroli.
“Seusai pertemuan kedua perwakilan latihan bersama pengamanan laut berlokasi di Sungai Kapuas Pontianak. Latihan itu untuk meningkatkan keterampilan kedua belah pihak dalam melakukan pemeriksaan di lokasi, pembebasan kapal dari pembajakan, dan penggerebekan kapal,” ujar Moechgiyarto.
Dalam pertemuan ke-4 itu juga tidak hanya membahas pengamanan laut, tetapi juga mengerahkan pengamanan udara dalam membantu pengamanan laut. Dengan demikian, pemantauan dan penindakan bisa lebih efektif.
Kepala Kepolisian Daerah Kalbar Inspektur Jenderal Didi Haryono, mengatakan, panjang perbatasan laut Indonesia-Malaysia di Kalbar sekitar 966 kilometer. Selama 2018 sudah terjadi berbagai tindak kejahatan di batas perairan, misalnya penyelundupan pakaian bekas dan kepiting.
Belum lagi ada pelabuhan tikus yang selama ini cukup sulit diawasi dan dimanfaatkan oleh berbagai oknum untuk melakukan tindak kejahatan. Maka, kerja sama sangat bermanfaat untuk memperkuat pencegahan dan penindakan kejahatan transnasional di wilayah Kalbar.
Timbalan Pengarah Jabatan Keselamatan dalam Negeri dan Ketenteraman Awam Polis Diraja Malaysia Dato’ Zainal Abidin Bin Kasim, mengatakan, dengan kerja sama yang lebih erat ini diharapkan bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik. Apalagi, banyaknya kejahatan yang terjadi di laut Malaysia, selain perdagangan manusia, hewan, juga adanya pencurian ikan oleh negara lain.
“Kerugian Malaysia karena ikannya dicuri mencapai RM 6 miliar dalam setahun. Belum lagi adanya penyelundupan mobil-mobil mewah dalam satu transaksi bernilai RM 4 juta. Ada juga penyelundupan rokok dengan nilai RM 20 juta dalam satu transaksi,” ungkapnya.
Sementara wilayah yang harus diawasi luas sekali. Seluruh personel Polis Diraja Malaysia pun dikerahkan ke perbatasan tidak akan cukup menjaga perbatasan. Maka, perlu kerja sama dengan Polri sehingga tugas bisa dibagi, di mana lokasi yang menjadi tugas Polis Diraja Malaysia dan di mana lokasi yang menjadi tugas Polri.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.