Kewaspadaan Siswa Terhadap Orang Tak Dikenal Perlu Ditingkatkan
Oleh
Ayu Sulistyowati
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS - Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Bali prihatin isu penculikan kembali marak di Bali, terutama melalui media sosial. Jika masyarakat berlebihan menanggapinya, dapat menimbulkan kepanikan berlebihan. Padahal, saat ini yang dibutuhkan adalah memperkuat kewaspadaan, memperkuat pemahaman kepada anak-anak, guru serta orang tua untuk tidak sembarangan menerima informasi.
Kewaspadaan dengan memperkuat pemahaman siapa saja kategori orang dikenal dan tak dikenal terutama pada anak-anak. Guru atau para pendidik perlu meningkatkan penjagaan anak dilingkungannya yang berpotensi menjadi salah satu lokasi, misalnya penculikan.
Karenanya, KPPAD Bali akan menggalakkan kembali sosialisasi ke sekolah-sekolah (sekolah dasar dan sekolah menengah pertama). Priorotas sosialisasi di Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem, dan Jembrana. “Prioritas tiga wilayah ini yang belakangan KPPD Bali cermati berpotensi penculikan hingga kekerasan terhadap anak-anak. Orang tua dan pendidik serta masyarakat tidak boleh lengah,” kata Ni Luh Gede Yastini, Divisi Hukum dan Advokasi KPPAD Bali, di Denpasar, Senin (29/10/2018).
Ia menambahkan orang tua dan pendidik yang utamanya waspada termasuk dalam menanggapi berita berita penculikan di media sosial yang belum jelas. Mereka harus bijaksana menyampaikan/mengajarkan kepada anak-anak perihal bagaimana menyikapi apabila menghadapi orang yang tidak dikenal.
“Bagaimana apabila ada sesuatu yang tidak nyaman dialami, anak diajarkan berkata tidak dan segera meminta pertolongan. Demikian juga masyarakat sekitar agar tetap peduli dan ikut mengawasi lingkungan sekitar khususnya menyangkut anak anak. Semoga dengan kewaspadaan dan kepedulian, kita akan bisa melindungi anak anak kita Mencermati merebaknya kasus penculikan disertai dengan maraknya pemberitaan/ isu penculikan yang diunggah di media sosial yang menimbulkan kepanikan masyarakat terutama para orang tua,” ujar Yastini.
Kadek Putra dan beberapa orang tua siswa SD di Kota Denpasar, berharap pihak sekolah pun bersama orang tua turut mengawasi siapa saja orang yang masuk ke lingkungan sekolah terutama jika ada yang mencurigakan. Ia mengapresiasi pihak sekolah yang bersedia memperketat aturan siapa saja yang bisa melewati pintu sekolah.
Belum lama ini, ada sekolah negeri di Kota Denpasar, dihebohkan dengan usaha penculikan dari seorang pengemudi yang mengaku dari penyedia jasa antar-jemput. Pengemudi tersebut mengaku mendapat pesanan dari orang tua untuk menjemput salah satu siswa sekolah tersebut.
Ternyata, salah seorang orang tua yang mengenal anak tersebut segera menanyakan kepentingan pengemudi di saat anak itu sudah duduk dibelakang pengemudi kendaraan roda dua.
Pengemudi tidak bisa memperlihatkan aplikasi permintaan penjemputan. Si anak ditarik turun dan pengemudi keburu kabur. Sejak saat itu, penjaga sekolah pun diminta menyeleksi dan menanyakan jika ada pengemudi dari jasa antar-jemput datang ke sekolah.
Begitu pula pada pekan lalu, seorang anak juga diambil orang tak dikenal. Orang tuanya menyadari dan segera merebut anaknya kembali sehingga orang disekitarnya turut membantu. Orang yang diduga menculik digebuki.
Akhirnya berkembang banyaknya isu di media sosial soal penculikan.
Karenanya, semua harus waspada. Apalagi ini terkait anak-anak dan tak bisa hanya dibiarkan saja berlebihan tanpa usaha meningkatkan kewaspadaan.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.