BATU, KOMPAS-Kelalaian masih menjadi penyebab utama kebakaran lahan di lereng Gunung Panderman, Batu, Jawa Timur. Cuaca terik dan angin kencang menambah parah kebakaran lahan.
Kebakaran lahan terakhir terjadi pada Selasa (30/10/2018). Api melalap Petak 233 B Resor Pemangku Hutan Oro-oro Ombo di Desa Pesanggrahan. Kawasan hutan yang terbakar mencapai satu hektar.
Api berhasil dipadamkan oleh tim gabungan yang terdiri atas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Batu, Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan, dan Garda Relawan.
"Sore ini api sudah berhasil dipadamkan. Penyebab pasti kebakaran belum tahu namun diduga karena sisa-sisa kebakaran sebelumnya. Api berkobar sejak pukul 11.00," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Batu Ahmad Choirur Rochim.
Sabtu pekan lalu, hutan di kawasan itu terbakar. Penyebabnya diduga akibat kelalaian, ada orang yang membakar semak dan apinya menjalar ke tempat lain akibat kencangnya tiupan angin.
Selama musim kemarau ini sudah terjadi beberapa kali kebakaran lahan di sekitar lereng Panderman. Kebakaran cukup besar terjadi pertengahan Agustus lalu di Gunung Butak yang membuat lebih dari 200 orang pendaki dievakuasi.
Menurut Rochim sejauh ini belum belum pernah turun hujan di kawasan Panderman. "Harapannya hujan segera turun. Sejauh ini hujan belum turun di lokasi lereng yang terbakar," katanya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Data dan Observasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasium Klimatologi Karangploso Malang Anung Suprianto mengatakan sebagian besar wilayah Malang baru memasuki musim hujan pada Bulan November.
Adapun kawasan timur memasuki musim hujan lebih dulu dibanding daerah lain, yakni akhir Oktober. "Sekarang telah masuk musim pancaroba," ujarnya.