BANDA ACEH, KOMPAS - Bisnis perhotelan tumbuh di Banda Aceh delapan tahun terakhir. Pada tahun 2010, jumlah hotel dan wisma di Banda Aceh hanya 39 unit. Pada 2018, naik hampir 100 persen menjadi 77 unit. Kenaikan jumlah itu berbanding lurus dengan jumlah kunjungan wisatawan, dari 142.633 orang pada 2010 menjadi 228.353 orang pada 2017.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh Rizha, Senin (29/10/2018), mengatakan, sejak 2010 hingga 2018, setiap tahun muncul tiga hingga lima penginapan, baik hotel berbintang maupun wisma. Pada saat yang sama, hotel lama melakukan pengembangan dengan menambahkan jumlah kamar.
Menurut Rizha, pertumbuhan hotel di Banda Aceh itu didorong perkembangan sektor wisata. Apalagi tahun 2011, Kementerian Pariwisata meluncurkan Visit Banda Aceh. Program itu diisi dengan banyak kegiatan wisata tingkat nasional sehingga kunjungan wisatawan pun tumbuh pesat.
Jumlah kunjungan wisatawan asing meningkat. Pada 2010, dari 142.633 orang, 4.064 orang di antaranya wisatawan asing. Tahun 2017, dari 228.353 orang, 16.274 orang di antaranya wisatawan asing. ”Pengusaha perhotelan dan pemerintah saling mendukung. Pemerintah membuat banyak kegiatan wisata dan kegiatan nasional, sedangkan hotel menyediakan penginapan,” katanya.
Setelah perdamaian Aceh tahun 2015, ujar Rizha, citra Aceh semakin baik di mata wisatawan nasional dan dunia. Dulu, Aceh dipandang daerah yang menakutkan karena dilanda konflik bersenjata. Setelah perdamaian, Aceh dinilai sangat aman untuk wisatawan.
Tahun ini, Aceh menggelar sejumlah kegiatan nasional, di antaranya Pekan Kebudayaan Aceh, Festival Kopi dan Kuliner, Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional, serta Kejuaraan Nasional Catur Indonesia.
Banda Aceh juga bersiap menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan nasional yang diselenggarakan kementerian, badan, dan instansi lain. Saat ini Banda Aceh berupaya merampungkan gedung pusat pertemuan Madani Center yang mampu menampung 4.000 peserta.
”Saya sudah mengirimkan surat kepada kementerian, badan, dan instansi di Jakarta supaya mengadakan kegiatan di Banda Aceh. Kami juga menyusun kalender kegiatan wisata agar saat peserta ke Banda Aceh, ada sesuatu yang mereka nikmati,” ujar Rizha.
Nurhadi dari Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Aceh mengatakan, bisnis perhotelan di Banda Aceh masih sangat menjanjikan.
Beberapa tahun terakhir, banyak usaha yang dialihkan jadi hotel. Contohnya, Hotel Permata Hati sebelumnya adalah rumah sakit, sedangkan Hotel Caesar sebelumnya bangunan kampus. ”Prospek bisnis perhotelan di Aceh cukup bagus,” kata Nurhadi. (AIN)