Arus Lalu Lintas Melingkar
Penataan Malioboro sebagai kawasan semi-pedestrian semakin jelas. Nantinya hanya Trans Jogja yang diperbolehkan masuk Malioboro. Kendaraan bermotor pribadi dilarang.
YOGYAKARTA, KOMPAS Manajemen lalu lintas baru untuk kawasan Malioboro akan segera diuji coba sejalan dengan makin jelasnya kawasan itu menjadi semi-pedestrian. Arus lalu lintas di kawasan tersebut akan dibuat melingkar dengan mengubah arus lalu lintas di sejumlah jalan menjadi satu arah.
”Pembahasan masih terus kami lakukan dengan instansi-instansi terkait. Menurut rencana, November nanti akan mulai kami uji coba manajemen lalu lintas ini. Kemungkinan minggu ke-3 November baru kami lakukan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta Sigit Sapto Raharjo di kantor Dishub DIY, Sleman, DIY, Rabu (31/10/2018).
Sigit menjelaskan, dalam manajemen lalu lintas itu, terdapat dua jalan yang bakal diubah arus lalu lintasnya menjadi satu arah, yaitu Jalan Bhayangkara hingga Jalan Gandekan dan Jalan Mayor Suryotomo hingga Jalan Mataram. Kedua jalan tersebut terletak di sebelah barat dan timur Jalan Malioboro.
”Kami bakal mengubah sejumlah arus di lingkaran Malioboro menjadi satu arah,” ujarnya.
Secara rinci, arus dari Jalan Bhayangkara ke Jalan Gandekan yang semula mengarah dari selatan ke utara akan dibalik menjadi dari utara ke selatan. Sepanjang Jalan Pasar Kembang hingga Jalan Abu Bakar Ali yang semula dua arah, arusnya akan dibuat menjadi satu arah menuju ke arah barat.
Sementara itu, Jalan Mayor Suryotomo menuju Jalan Mataram, yang semula dua arah, akan menjadi jalan satu arah dengan arus ke arah utara.
”Jika konsep kawasan pedestrian sudah diberlakukan, kendaraan pribadi hanya boleh mengikuti rute melingkar itu. Jalan Malioboro hanya boleh dilalui oleh kendaraan umum dan kendaraan tidak bermotor,” kata Sigit.
Namun, Sigit menyampaikan, dalam uji coba nanti, kendaraan bermotor pribadi masih diperbolehkan melewati Jalan Malioboro. Ia mengatakan, pihaknya masih bersama merancang manajemen lalu lintas yang paling tepat dengan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan Polda DIY.
”Kendaraan bermotor pribadi masih boleh lewat. Namun, sesekali kami akan mencoba menutup Jalan Malioboro untuk kendaraan pribadi pada jam-jam tertentu. Sebab, nantinya jalan itu tidak boleh sama sekali dilewati kendaraan bermotor pribadi. Jam-jamnya masih akan kami bahas dalam rapat,” kata Sigit.
Sementara itu, kendaraan umum yang boleh melintas di Jalan Malioboro hanya Trans Jogja. Ada tiga halte bus jenis itu di sepanjang Jalan Malioboro. Angkutan umum lainnya tidak dipertimbangkan untuk melalui jalan tersebut karena tidak memiliki tempat pemberhentian untuk menurunkan penumpang.
”Kalau Trans Jogja itu ada haltenya, jadi lebih nyaman untuk menurunkan penumpangnya. Kalau angkutan umum lainnya, kan, tidak ada. Nanti bisa tidak teratur,” kata Sigit.
Mendapat apresiasi
Peneliti dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM, Lilik Wachid Budi Susilo, mengapresiasi rencana uji coba manajemen lalu lintas itu.
Menurut dia, hal itu menjadi langkah awal dalam memprioritaskan angkutan umum mengingat nanti hanya angkutan umum dan kendaraan tidak bermotor yang boleh melintas di jalan tersebut.
”Tapi, harus diinformasikan kepada masyarakat tentang rencana-rencana seperti ini supaya tidak terjadi salah pengertian tentang pemberlakuan manajemen lalu lintas seperti ini,” katanya.
Lilik mengungkapkan, agar minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum semakin meningkat, ketepatan waktu dari angkutan umum yang disediakan harus ditingkatkan.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY Muhammad Mansur mengatakan, saat ini, pengerjaan trotoar sebelah barat Jalan Malioboro berjalan sesuai rencana.
Ia meyakini, pekerjaan itu bakal rampung tahun ini. Sementara itu, trotoar sebelah timur telah diresmikan sejak Desember 2016.
”Kami selalu on the track. Progresnya sudah sekitar 80 persen. Sekarang sudah mulai penyelesaian. Saat ini, kami mulai memasang furnitur-furniturnya,” kata Mansur.
Berdasarkan pantauan, trotoar sebelah barat Jalan Malioboro terlihat rapi. Kursi-kursi kayu telah terpasang di sejumlah lokasi dari trotoar tersebut. Penanaman pohon asam dan gayam sebagai vegetasi kawasan pedestrian juga sudah mulai dilakukan meskipun tanaman tersebut belum tumbuh besar. (NCA)