Industri Tanggulangin Didorong Berkontribusi Besar pada Perekonomian Nasional
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Kementerian Perindustrian merevitalisasi sentra industri kecil menengah tas dan koper Tanggulangin untuk memacu kinerja ekosistem bisnis yang menurun sejak terdampak semburan lumpur Lapindo. Selain itu juga mendorong pertumbuhan sektor industri kulit, alas kaki, dan barang jadi kulit sebagai salah satu sektor industri prioritas yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Gati Wibawaningsih mengatakan, Indonesia berpotensi besar mengembangkan industri kulit, alas kaki, dan barang jadi kulit. Indonesia berada pada urutan keenam sebagai eksportir produk kulit, alas kaki, dan barang jadi kulit dengan penguasaan terhadap pangsa pasar sebesar 3 persen.
”Kekuatan Indonesia terdapat pada keberagaman dan kreativitas pelaku usaha sehingga produk yang dihasilkan berdaya saing tinggi di pasar internasional,” ujar Gati di sela-sela acara Rebranding Tanggulangin, Jumat (2/11/2018).
Kekuatan Indonesia terdapat pada keberagaman dan kreativitas pelaku usaha sehingga produk yang dihasilkan berdaya saing tinggi di pasar internasional.
Gati menyebutkan, ekspor produk kulit, alas kaki, dan barang jadi kulit berpotensi dikembangkan karena kinerja meningkat. Data kinerja ekspor periode Januari sampai dengan September 2018 tercatat mencapai 4,16 miliar dollar AS, meningkat 6,28 persen dari periode yang sama tahun 2017 sebesar 3,1 miliar dollar AS. Adapun negara tujuan ekspor utama antara lain Amerika Serikat, Belgia, Jepang, dan China.
”Potensi Tanggulangin untuk berkontribusi terhadap pasar ekspor sangat besar karena merupakan salah satu sentra industri kulit terbesar nasional. Harapannya, setelah direvitalisasi, Tanggulangin mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan kinerja ekspor nasional hingga 5 persen dalam setahun,” tutur Gati.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis ekosistem bisnis perajin tas dan koper di Tanggulangin bisa bangkit karena adanya dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Betapa bagus pun program dari pemerintah pusat, apabila tidak didukung oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten atau kota, tidak akan berhasil.
Program revitalisasi
Untuk itu, Gati menambahkan, pihaknya berencana menjadikan program revitalisasi Tanggulangin ini sebagai proyek percontohan untuk mengembangkan industri kulit di daerah lain. Selain Kabupaten Garut, sentra industri kulit nasional juga terdapat di Kota Padang.
Program revitalisasi Tanggulangin ini sebenarnya digagas Kemenperin sejak 2017. Program ini hasil sinergi antara Kemenperin, Pemkab Sidoarjo, dan perguruan tinggi, yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Adapun hasil sinergi itu diwujudkan, antara lain, dengan menyusun road map atau peta jalan sebagai panduan pelaksanaan program revitalisasi di lapangan.
Ada tiga isu utama yang menjadi fokus program revitalisasi Tanggulangin. Pertama, revitalisasi kelembagaan koperasi industri tas dan koper Tanggulangin (Intako), revitalisasi fisik sentra Tanggulangin, dan membangun kawasan wisata terpadu, yakni three in one (3 in 1), yakni wisata terpadu dengan menggabungkan wisata belanja, wisata budaya, dan wisata edukasi.
Bupati Sidoarjo Saiful Illah optimistis Tanggulangin segera bangkit sebab produk-produk yang dihasilkan perajin masih memiliki prospek pasar yang bagus. Dia mengatakan telah mempromosikan produk perajin ke seluruh wilayah Nusantara, terutama Pulau Kalimantan, dan hasilnya mendapat sambutan bagus dari masyarakat di sana.
”Industri tas dan koper kulit Tanggulangin juga sudah merambah pasar ekspor seperti Italia, bahkan memiliki pembeli rutin yang memesan produk setiap bulan,” ucap Saiful Illah.
Industri tas dan koper kulit Tanggulangin juga sudah merambah pasar ekspor seperti Italia, bahkan memiliki pembeli rutin yang memesan produk setiap bulan.
Ketua Koperasi Intako Ainurrofik mengatakan, jumlah perajin di Tanggulangin mencapai ratusan dan tersebar di beberapa desa, antara lain Kludan, Kendensari, dan Tanggulangin. Dari sisi produksi, perajin optimistis mampu bersaing dengan produsen dari negara lain di pasar ekspor terutama Eropa dan Afrika.
Karakter konsumen di negara-negara Afrika menyukai produk massal dan tidak banyak meminta hal-hal yang bersifat khusus atau eksklusif. Mereka juga kurang memperhatikan detail produk seperti negara-negara di Eropa. Hal itu memudahkan produsen untuk memenuhi permintaan pesanan.
Selain Afrika, perajin tas dan koper Tanggulangin juga menjajaki kerja sama dengan negara-negara di Eropa, salah satunya Italia. Penjajakan itu telah memasuki tahap uji coba di mana perajin mendapat pesanan produk tas untuk merchandise dari salah satu klub sepak bola terkemuka. Ada 15 item tas dengan per item terdiri atas 24 unit.
Sebelumnya, perajin Tanggulangin mengekspor produknya ke Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Perajin juga mengerjakan pesanan tas kulit kombinasi dengan kain khas dari Pemerintah Timor Leste setiap tahun. Produk yang diekspor mayoritas berbahan kulit hewan, sedangkan produk berbahan kulit sintetis lebih banyak dipasarkan di dalam negeri.