SEMARANG, KOMPAS - Tiga orang tewas dan tiga lainnya luka berat dalam kecelakaan kerja proyek pembangunan hotel di Jalan Singosari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (31/10/2018) malam. Mereka jatuh dari ketinggian 30 meter saat membawa material dengan lift proyek. Polisi mendalami penyebab kecelakaan apakah akibat kelalaian manusia atau kerusakan alat kerja.
Korban tewas adalah Nasrin (40) dan Fatkhul Mujib (20), keduanya asal Kedungjati, Kabupaten Grobogan, serta Latifatul Asror (39), warga Kota Bandung, Jawa Barat. Adapun korban luka berat adalah Rifky (22), Sabik (25), dan Hadi Murtado (30), asal Kabupaten Demak. Hingga Kamis malam, mereka dirawat di RSUP Dr Kariadi Semarang.
Berdasarkan informasi yang dapat dihimpun, peristiwa terjadi Rabu pukul 21.25. Enam pekerja dan satu operator masih beraktivitas karena mengambil lembur. Mereka menggunakan alat pengangkut (lift) yang disebut helimax untuk membawa pasir ke lantai delapan. Saat alat beroperasi, mereka jatuh dari lantai lima atau ketinggian sekitar 30 meter.
Kepala Kepolisian Sektor Semarang Selatan Komisaris Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya sejauh ini telah memeriksa tiga saksi. ”Kami periksa untuk mengetahui bagaimana peristiwa itu bisa terjadi. Namun, belum sampai memeriksa pemilik bangunan. Kami dalami dulu. Ini masih dalam proses penyidikan,” kata Dedi, Kamis (1/11/2018).
Terkait penyebab kecelakaan, Dedi mengatakan, perlu ada pemeriksaan lebih lanjut dan menyeluruh. Bahkan, pihaknya berencana mendatangkan pakar teknis untuk mengungkap bagaimana kecelakaan terjadi. Penyelidikan itu untuk mengetahui kecelakaan akibat kelalaian manusia (human error) atau mesin dalam kondisi tidak laik.
Menyenggol tripleks
Kepada polisi, Zanuar Dwi Cahyo, operator cadangan proyek, membenarkan menaikkan pasir dengan lift proyek yang didalamnya terdapat para korban. Namun, begitu turun ke lantai 5, lift barang tersebut menyenggol tripleks dan mengakibatkan 6 orang di dalamnya terjatuh. Saat pekerja lain mendatangi lokasi, enam korban tersebut tergeletak di tanah.
Berdasarkan pantauan, Kamis siang, tidak ada aktivitas di tempat kejadian perkara. Bangunan 10 lantai tersebut ditutupi seng di sekelilingnya. Garis polisi melintang di sekitar trek mesin pengangkut barang, di salah satu sisi bangunan. Selain itu, besi-besi rangka di sekitar bangunan juga masih terpasang.
Salah seorang saksi, Azis (44), mengatakan, saat peristiwa terjadi, aktivitas berlangsung seperti biasa. ”Namun, tiba-tiba terdengar suara keras, seperti dentuman, beberapa kali. Warga pikir ada zak semen jatuh, tetapi ternyata pekerja. Warga sekitar langsung mendatangi lokasi dan mencoba menolong,” ujarnya.
Menurut Azis, yang merupakan petugas parkir di sekitar lokasi, pembangunan hotel itu sudah berlangsung lebih dari setahun. Aktivitas pekerjaan beberapa kali memang dilakukan pada malam hari, khususnya ketika mengambil lembur. Bahkan, pekerjaan dilakukan hingga dini hari. Hanya saja, selama ini tidak pernah ada masalah.
Sementara itu, Titik, penjual makanan di sekitar proyek bangunan membenarkan pekerjaan kerap dilakukan malam hari. ”Memang seperti itu (bekerja hingga malam hari), tetapi biasanya baik-baik saja. Ada yang mengawasi juga biasanya sehingga warga pikir aman-aman saja yang dikerjakan,” katanya.
Setelah kecelakaan terjadi, para korban dibawa ke RS Roemani sebelum sebagian di antaranya dirujuk ke RSUP Dr Kariadi. Di RSUP Dr Kariadi, hingga Rabu sore, ketiga korban luka berat dirawat di ruang unit gawat darurat. (DIT)