Material Bekas Pasar Klewer untuk Bangun Pasar Legi Darurat
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS – Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah memanfaatkan material bekas bangunan Pasar Klewer darurat untuk membangun Pasar Legi darurat. Bangunan Pasar Klewer darurat itu telah teruji kekuatannya sehingga layak digunakan kembali.
Bangunan bekas Pasar Klewer darurat di Alun-alun Utara Keraton Surakarta yang sudah tidak ditempati pedagang mulai dibongkar, Sabtu (3/11/2018). “Ini mulai dibongkar dan langsung dipindahkan ke sana (lokasi pasar darurat Pasar Legi),” kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo di Solo, Sabtu.
Pasar Klewer darurat atau Pasar Klewer sementara dibangun tahun 2015 di Alun-alun Utara Keraton Surakarta setelah kebakaran hebat menghanguskan Pasar Klewer sisi barat Desember 2014 silam. Pasar darurat itu terdiri atas 1.420 kios dengan luas masing-masing 2,44 meter x 3,66 m serta 864 los berukuran 1,2 m x 1,25 m. Pembangunannya saat itu didanai APBD Solo sebesar Rp 4 miliar, APBD Jawa Tengah Rp 8,84 miliar, dan bantuan program tanggung jawab sosial perusahaan sebesar Rp 10 miliar. Kios-kios dibangun menggunakan rangka besi, atap seng galvalum, dilengkapi rolling door, serta dinding asbes tahan api.
Setelah Pasar Klewer sisi barat yang habis terbakar selesai dibangun April 2017, pedagang yang menempati pasar darurat pindah menempati bangunan baru. Sebagian kios pasar Klewer darurat kemudian gantian ditempati sekitar 500 pedagang Pasar Klewer gedung sisi timur karena Pemkot Solo akan membangun Pasar Klewer sisi timur yang lolos dari kebakaran 2014.
Rudyatmo yang akrab disapa Rudy mengatakan, pemanfaatan material bekas Pasar Klewer darurat itu karena kondisinya masih baik. Struktur bangunan jauh lebih kuat dibandingkan dengan tenda untuk pasar darurat. Pasar Legi darurat akan dibangun di sejumlah area antara lain area parkir Pasar Legi, Jalan Sabang dan Jalan Lumban Tobing.
Janti (38), salah satu pedagang Pasar Legi berharap Pemkot Solo segera membuat pasar darurat sehingga pedagang dapat membuka usaha lagi. Setelah Pasar Legi terbakar, Senin (29/10/2018) lalu, Janti mengaku belum berjualan karena masih menunggu kesiapan pasar darurat. “Belum ada tempat untuk berjualan, masih nunggu pasar darurat dulu,” kata pedagang bawang putih yang mengalami kerugian sedikitnya Rp 6,3 juta akibat bawang putihnya sebanyak 300 kilogram terbakar habis.