Memoles ”Intan” Jateng Selatan
Jawa Tengah bagian selatan identik dengan daerah tertinggal, padahal mempunyai potensi besar. Pembangunan jalan pantai selatan, rel ganda kereta api, dan bandara diharapkan memicu kemajuannya.
Daerah selatan selalu identik dengan ketertinggalan. Walaupun di Jawa Tengah, kawasan ini sesungguhnya menyimpan sejuta daya dan pesona. Percepatan infrastruktur dinantikan menjadi penyepuh kemilau wisata, industri, dan agrikultur.
Matahari belum begitu tinggi saat Sudiono (53) bergegas menyambut pengunjung Pantai Sawangan, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, yang melintasi loket. Angin pesisir bertiup lembut. Ada beberapa muda-mudi yang sedang asyik menyeruput air kelapa muda.
”Obyek wisata pantai ini baru dibuka dua tahun lalu. Warga bekerja bakti membersihkan belukar dan ilalang di sekitar pantai agar bisa dikunjungi dan menjadi tempat istirahat,” ujar Sudiono, warga Desa Surorejan, Puring, akhir Oktober.
Sudiono bersama 87 warga desa yang sebagian besar petani berinisiatif memanfaatkan pesisir selatan itu sebagai tempat wisata. Itu tak lepas dari pembangunan jalur jalan lintas selatan (JJLS) atau disebut juga jalur pantai selatan (pansela). Mereka tak ingin menyia-nyiakan peluang dari penambahan arus kendaraan dan orang di jalur tersebut.
”Dua kali libur Idul Fitri, pemasukan tiket pengunjung masing-masing bisa Rp 150 juta,” ucap Sudiono.
Di Pantai Sawangan dengan garis pantai sekitar 1 kilometer dan luas 1,5 hektar telah berdiri warung-warung makanan ringan, mushala, toilet, dan kamar mandi. Tersedia pula 10 saung kecil untuk berteduh, jembatan warna-warni, dan menara pandang dari bambu. Yang menarik, ada pula spot swafoto berbentuk kapal nelayan dari bambu.
Kehadiran obyek wisata baru tersebut juga sekaligus menjadi wahana bagi petani menjual hasil panen buah-buahan, seperti semangka, melon, dan pepaya. Anak-anak muda juga mendapat pekerjaan sehingga tidak pergi merantau keluar.
Arjo (56), salah satu warga yang turut terlibat dalam pembangunan wisata pantai tersebut, berkata, dengan tarif masuk Rp 5.000 per orang, pemasukan dari pengunjung bisa digunakan untuk melengkapi fasilitas pendukung.
Ruang ekonomi baru
Pesisir pantai Kebumen memang potensial. Di sebelah timur Pantai Sawangan terdapat Pantai Bopong, Suwuk, dan Petanahan. Lokasi pantai itu pun rata-rata hanya sekitar 700 meter di selatan jalur pansela.
Warga di sekitar pantai juga mendapat kesempatan usaha membuka warung-warung. Selain itu, di sepanjang jalan jalur pantai selatan itu pun kini mulai berdiri kios bahan bakar atau pom mini. Pada musim buah, kios penjual aneka buah tampak berjajar di tepi jalan.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Kebumen Unggul Winarti menyampaikan, pada 2017, jumlah kunjungan ke destinasi wisata di Kebumen mencapai 1.087.644 orang. Adapun pada 2018 ditargetkan mencapai 1.306.000 orang.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Kebumen Azam Fatoni mengungkapkan, pemerintah kabupaten menganggarkan peningkatan infrastruktur di sekitar lokasi wisata dengan total anggaran Rp 21 miliar.
Destinasi wisata lama juga dibenahi, antara lain Goa Jati Jajar, Pantai Logending, dan Pantai Petanahan. ”Kami juga menyiapkan sumber daya manusia demi industri pariwisata, pelatihan UKM, dan pembentukan BUMDes,” ujar Azam.
Geliat pembangunan pariwisata juga terasa di Purworejo. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Agung Wibowo mengatakan, pihaknya fokus mengembangkan obyek wisata pansela mulai dari Pantai Jatimalang.
Dengan dana sebesar Rp 13 miliar, pantai ini akan dipercantik, dilengkapi berbagai fasilitas, dan berganti nama menjadi Pantai Dewaruci Jatimalang. Pembangunan mulai dari gerbang masuk, aula, patung Dewaruci setinggi 6 meter, taman bunga, dan panggung hiburan.
Masyarakat pun ikut memanfaatkan peluang itu. Eko Wibowo, salah satu investor obyek wisata pantai di Purworejo, mengatakan, sejak dua tahun lalu, ia menanamkan investasi sebesar Rp 200 juta. Namun, saat ini baru kembali Rp 20 juta. Seiring dibukanya bandara baru, dia optimistis obyek-obyek wisata pantai akan berkembang.
Gebyar pembenahan dan pembangunan di selatan Jateng tak lepas dari pembangunan sejumlah megaproyek prasarana. Hal itu di antaranya JJLS yang bakal menghubungkan perbatasan Jabar-Jateng hingga Jawa Timur bagian selatan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Provinsi Jateng AR Hanung Triyono menyampaikan, panjang jalan mulai dari batas Jabar kemudian Patimuan-Tambakreja-Bantarsari-Slarang-Adipala-Ayah-Congot-Wonogiri sepanjang 211,05 km. Adapun yang belum tertangani sekitar 73,37 km.
Dia berharap, tahun ini, ruas JJLS yang belum dibangun sudah mulai dikerjakan. Seluruh kegiatan pembangunan JJLS ini ditargetkan selesai tahun 2020.
Kepala Bidang Ekonomi dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Purworejo Anggit Wahyu Nugroho mengatakan, dari panjang JJLS di Purworejo sepanjang 21 km, saat ini baru sekitar 8 kilometer yang diperlebar dari 12 meter menjadi 24 meter. ”Padahal, pembebasan tanah seluas 25 hektar sudah tuntas kami lakukan sejak lima tahun lalu,” ujarnya.
Selain JJLS, proyek infrastruktur lain yang menggerakkan ekonomi pansela adalah jalur ganda kereta api. Kepala Satuan Kerja Kegiatan Jalur Ganda Purwokerto-Kroya Balai Teknik Perkeretaapian Jateng Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Yofi Okatrisza menyampaikan, hingga pertengahan Oktober, pembangunan rel ganda sejauh 27 km dari Purwokerto-Kroya sudah mencapai 88,85 persen dan ditargetkan selesai pada awal 2019. ”Jembatan Serayu sudah selesai dibangun, dan saat ini sedang digarap Jembatan Sungai Logawa,” katanya.
Adapun rel ganda dari Kroya menuju Gombong, Kebumen, sejauh 29 km telah mencapai 60 persen. Pekerjaan menyisakan pembangunan Terowongan Ijo sepanjang 581 meter.
Dampak ikutan
Di samping itu, kawasan Jateng selatan juga bakal mendapat dampak ikutan pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport di Kulon Progo. Bupati Purworejo Agus Bastian mengatakan, jarak bandara baru dengan pusat Kota Yogyakarta 40 km, sedangkan bandara baru ke Kabupaten Purworejo hanya 7 km. ”Kawasan selatan harus berbenah dan menyiapkan diri karena bakal jadi tujuan wisatawan,” ujarnya.
Di kawasan selatan, Pemkab Purworejo akan membuka sebagian lahan sekitar 1.800 ha untuk dijadikan kawasan industri. Penetapan kawasan ini akan dimasukkan dalam revisi rencana tata ruang dan tata wilayah yang tahun ini dalam proses pembahasan di tingkat DPRD.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menilai, pembangunan infrastruktur di selatan Jateng akan meningkatkan efisiensi mobilitas orang dan barang serta menumbuhkan ruang ekonomi baru. Salah satunya bakal bertumbuh UKM-UKM yang bakal menopang ekonomi kerakyatan.
Namun, potensi tersebut perlu dibarengi penguatan kapasitas masyarakat agar warga tidak menjadi penonton pembangunan. Mereka mesti terlibat aktif dalam geliat ekonomi. (Megandika Wicaksono/Regina Rukmorini/Gregorius M Finesso)