MANADO, KOMPAS - Materi wawasan kebangsaan mengukur pemahaman para peserta seleksi CPNS mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Ribuan calon pegawai negeri sipil di Provinsi Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Gorontalo gagal melewati batas minimal seleksi kompetensi dasar tiga materi tes, yakni wawasan kebangsaan, intelegensia, dan kepribadian. Angka kelulusan peserta tes tiga materi itu di bawah 1 persen.
”Hanya 24 peserta dari 2.547 calon pegawai negeri sipil Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang memenuhi passing grade (nilai batas minimal),” kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah Sulawesi Utara Femmy Suluh di Manado, Minggu (4/11/2018).
Nilai rendah juga dijumpai dalam seleksi masuk CPNS di Provinsi Maluku Utara dan kabupaten/kota di wilayah Provinsi Gorontalo.
Data Kantor Regional XI Badan Kepegawaian Negara (BKN) Manado (meliputi wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Provinsi Gorontalo), dari 4.762 calon PNS Maluku Utara yang mengikuti seleksi masuk, hanya 28 peserta yang melewati batas nilai minimal atau 0,005 persen.
”Sebagian peserta CPNS Pemprov Sulut dan Maluku Utara terganjal pada materi wawasan kebangsaan dan kepribadian,” kata Kepala Kantor Regional XI BKN Manado, Wakiran.
Angka lebih baik diperoleh dari seleksi masuk CPNS Kota Manado. Dari 1.700 peserta seleksi, 49 peserta memperoleh nilai di atas batas minimal.
Seleksi kompetensi dasar dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) merupakan tes awal sebelum tes selanjutnya mengenai kompetensi bidang. Menurut Wakiran, materi wawasan kebangsaan mengukur pemahaman para peserta seleksi mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Nilai ambang batas wawasan kebangsaan adalah 75, intelegensia 80, sedangkan kepribadian yang menyangkut logika berpikir dan emosional adalah 143.
Mengejutkan
Wakiran tidak habis pikir dengan rendahnya nilai para peserta seleksi masuk CPNS untuk materi wawasan kebangsaan, kepribadian, dan intelegensia itu. Padahal, batas nilai minimal untuk tiga materi dasar kompetensi CPNS tersebut sudah diturunkan dari tahun sebelumnya.
Materi soal dan waktu mengerjakan juga sudah didesain untuk tingkat tes CPNS. ”Tiga materi ini saling terkait, materi wawasan kebangsaan menyangkut Pancasila dan implementasi nilai-nilai di masyarakat, sedangkan kepribadian menyangkut logika dan emosional,” katanya.
Fanny, peserta CPNS Pemprov Sulut mengeluhkan jatah waktu mengerjakan soal pada seleksi kompetensi dasar. Setiap materi tes ada 100 soal dengan waktu hanya 90 menit. ”Waktunya mepet dan sangat singkat,” katanya.
Tahun 2018, kata Femmy Suluh, Sulawesi Utara, memperoleh jatah penerimaan 417 formasi PNS, 325 di antaranya guru SMA dan SMK, lalu tenaga kesehatan yang terdiri atas dokter spesialis, dokter umum, dan perawat. Sisanya, tenaga teknik penunjang infrastruktur dan ekonomi pembangunan sebanyak 38 formasi.
Dari hasil seleksi masuk tenaga guru, yang memenuhi ambang batas nilai hanya 14 orang atau 0,043 persen, dokter dan perawat sebanyak 9 peserta atau 0,16 persen dan seorang tenaga teknis. Minimnya jumlah guru dan tenaga medis yang lulus itu dinilai memprihatinkan.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyatakan kecewa dengan hasil seleksi masuk CPNS Pemerintah Provinsi Sulut, khususnya yang menyangkut nilai wawasan kebangsaan dan kepribadian. Ia meminta Dinas Pendidikan Sulut mengevaluasi hasil yang dicapai para peserta seleksi CPNS tahun ini. (ZAL)