MAGELANG, KOMPAS- Bank Indonesia membangun satu gudang penyimpanan cabai di Desa Girikulon, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Gudang ini dilengkapi dengan mesin pencucian dan cold storage (ruangan berpendingin) yang berteknologi ozon.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo, mengatakan, peralatan berteknologi ozon tersebut dapat memperpanjang masa kesegaran cabai. Jika sebelumnya hanya bertahan selama satu hari, maka cabai yang disimpan dan diproses dalam gudang akan mampu tetap segar selama dua bulan.
Dia menambahkan, bantuan peralatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan, sehingga petani tidak perlu terburu-buru menjual keseluruhan hasil panen saat musim panen tiba. Sebaliknya, petani dapat menyimpan cabai, dan menunda menjual pada kondisi harga yang diinginkan.
Menurut Hamid, kondisi ini diharapkan nantinya dapat menjaga harga cabai, agar fluktuatif, anjlok atau melejit terlalu tinggi di waktu-waktu tertentu.
“Bantuan tempat penyimpanan ini adalah bagian dari upaya kami untuk menjaga kestabilan harga cabai,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Yuni Astusti, mengatakan, bantuan alat penyimpanan ini memberikan alternatif bagi petani, dalam hal memperlakukan hasil panen cabai. Sebelumnya, pihak dinas cenderung hanya mengarahkan petani untuk menjual cabai saat mahal, dan mengolahnya, saat harga pasaran cabai anjlok.
Setelah ini, Yuni mengatakan, pihaknya akan terus berupaya menggandeng pihak ketiga untuk membantu penyediaan alat penyimpanan produk hortikultura, sehingga banyak petani di Jawa Tengah, nantinya dapat memanfaatkannya.
Asisten Pemerintahan Pemerintah Kabupaten Magelang, Eko Triyono, mengatakan, luas areal tanaman cabai di Kabupaten Magelang mencapai sekitar 4.500 hektar, yang tersebar di 19 kecamatan.
Tahun 2017, produksi cabai di Kabupaten Magelang mencapai 30.624 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi cabai hanya sekitar 6.000 ton. Dengan kondisi tersebut, tahun lalu surplus cabai di Kabupaten Magelang mencapai 24.624 ton per tahun, atau 67,46 ton per hari. Surplus ini, lanjur Eko, selalu terjadi setiap tahun.
Terkait dengan besarnya produksi dan surplus cabai ini, Eko mengatakan, Kabupaten Magelang masih menghadapi sejumlah masalah, antara lain diversifikasi produk olahan cabai, terutama untuk memanfaatkan kelebihan produksi cabai tersebut.
Gufron, Ketua Gabungan Kelompok Tani Girimakmur di Desa Girikulon, Kecamatan Secang, mengatakan, sekalipun sudah diberi bantuan, petani tetap harus jeli melihat harga pasar.
“Harga cabai sangat fluktuatif, dan cepat berubah tiap jam. Jadi, kami pun tetap harus hati-hati dan tidak boleh sembarangan menyimpan hasil panen,” ujarnya.