MATARAM, KOMPAS — Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy minta kepada aplikator atau jasa penyedia dan pemasangan bahan bangunan agar memberikan contoh rumah tahan gempa kepada masyarakat. Dengan demikian, warga bisa memahami dan melihat secara nyata sebelum mereka memutuskan model rumah yang akan dipilih sebagai hunian tetap (huntap).
”Kepada para pemborong, berikan kami contoh dan sosialisasikan produk kepada masyarakat dengan sepengetahuan camat. Jika masyarakat sudah paham, Pokmas (Kelompok Masyarakat) dan Rekompak (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas) akan memfasilitasi,” tutur Bupati Sukiman Azmy, dalam Rapat Koordinasi Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah warga terdampak gempa, Selasa (6/11/2018), di Selong, ibu kota Kabupaten Lombok Timur.
Dalam rapat koordinasi itu, Bupati Sukiman Azmy mengatakan, percepatan penanganan pascagempa tergantung kondisi di lapangan. Perlu jalinan kerja sama semua pihak, data konkret rumah rusak, tenaga kerja, dan fasilitator. Dibutuhkan pula program kerja yang terencana dan terukur sehingga proses pengerjaan fisik rumah bisa selesai sesuai target.
”Mau cepat atau tidak cepat tergantung di lapangan. Mari bersegera, uang sudah ada. Kalau sudah sepakat, berikan contoh satu rumah agar masyarakat melihat dan memutuskan model yang akan dipilih,” ujar Bupati Sukiman Azmy.
Bupati menginstruksikan, pendataan dan validasi rumah rusak berat, sedang, dan ringan termasuk pembentukan Pokmas bisa selesai November. Seluruh pembangunan rumah rusak berat harus tuntas April 2019.
Nantinya akan turun dana Rp 500 miliar untuk biaya pembangunan rumah sesuai pilihan warga: Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat), Rika (Rumah Instan Kayu), Riko (Rumah Instan Konvensional), RCI (Rumah Cetak Indonesia), dan lainnya.
Kepala Bagian Humas Setda Lombok Timur Ahmad Subhan mengatakan, hasil verifikasi Dinas PUPR Lombok Timur, di 20 kecamatan tercatat ada 27.438 rumah rusak. Rumah rusak itu meliputi 9.837 unit rusak berat, 4.917 unit rusak sedang, dan 15.594 unit rusak ringan. Jumlah ini belum final karena masih dilakukan verifikasi dan validasi di Kecamatan Sembalun, Sambelia, dan Kecamatan Pringgabaya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengirim dana stimulan Rp 300,210 miliar. Untuk tahap pertama sudah dimasukkan ke rekening warga (kepala keluarga) yang rumahnya rusak berat sebesar 50 persen dari total stimulan Rp 50 juta. Dana itu ditransfer lagi ke rekening 161 Pokmas (1.951 KK) sebesar Rp 48,775 miliar.
Saat ini ada 98 kelompok (1.177 KK) yang sudah menandatangani kerja sama dengan aplikator Risha. Saat ini, aplikator Risha menangani 151 unit terdiri atas satu unit dalam penyelesaian akhir, satu sudah terpasang atap dan dinding, sembilan unit sudah berdiri strukturnya, 101 unit selesai pembangunan fondasi, dan 40 unit selesai galian fondasinya.