BANDUNG, KOMPAS - Banjir dan longsor melanda kawasan pesisir selatan Jawa Barat, Selasa (6/11/2018) pagi. Di Kabupaten Tasikmalaya, banjir menimbulkan korban jiwa. Di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Pangandaran, ratusan rumah terendam dan infrastruktur vital rusak.
Empat orang tewas terseret banjir di Kabupaten Tasikmalaya. Dua korban adalah Elsa (10) dan Mardin (60), warga Kecamatan Culamega. Dua korban tewas lainnya belum diketahui identitasnya meski tubuhnya sudah ditemukan di pinggir pantai Cipatujah.
Adapun Aning (50), warga Culamega, dan Fajar Dian (10), warga Kecamatan Cikalong, yang hilang diduga terseret banjir, hingga Selasa malam belum diketahui keberadaannya.
”Kami masih akan terus menyisir kawasan terdampak banjir mencari dugaan korban yang hilang atau terdampak bencana lainnya,” kata Koordinator Humas SAR Bandung Joshua Banjarnahor, Selasa sore.
Tidak hanya itu, luapan air Sungai Cipatujah juga merobohkan jembatan Ciandum, penghubung Jalan Raya Cipatujah–Kecamatan Cibalong (Kabupaten Garut), sepanjang 50 meter. Jembatan itu sekitar 250 meter dari bibir pantai Cipatujah dan sekitar 160 kilometer dari pusat Kota Bandung. Untuk sementara, arus lalu lintas dialihkan melalui pusat Kota Tasikmalaya dan Garut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Dicky Saromi mengatakan, dari pendataan sementara, banjir merendam ratusan rumah di Desa Ciandum dan Desa Ciheras di Kecamatan Cipatujah; Desa Cikupa dan Desa Ciawi (Karangnunggal); serta Desa Cikuya (Culamega). Ketinggian air berkisar 30-200 cm.
Menurut sukarelawan BPBD Kecamatan Cipatujah, Yati Sumiati, puluhan warga Cipatujah yang rumahnya terendam setinggi 2 meter sudah diungsikan. Untuk akses jembatan sementara, pihaknya masih menunggu pengiriman jembatan bailey dari Pemprov Jabar.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, jembatan bailey itu sudah dikirim atas kerja sama Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang bersama Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jabar. Diharapkan, jembatan darurat dari baja itu bisa membantu melancarkan arus lalu lintas warga di sana.
Curah hujan tinggi juga meredam ratusan rumah warga di pinggir Sungai Cisokan di Kecamatan Leles dan Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, yang berujung di pantai selatan Jawa. Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyanto mengatakan, luapan air Sungai Cisokan juga bisa merusak dua jembatan di dua kecamatan itu.
”Puluhan petugas gabungan kebencanaan Cianjur sudah tiba di Agrabinta dan Leles. Selain mengevakuasi warga yang rumahnya terendam banjir, kami juga mengevaluasi apakah jembatan masih aman digunakan selama hujan deras,” kata Sugeng.
Di Kabupaten Pangandaran, hujan memicu longsor di Kecamatan Sidamulih dan Pageragung di Kecamatan Pangandaran. Hujan deras yang meluapkan Sungai Cijulang dan Sungai Cijoho membuat ratusan rumah di Kecamatan Parigi, Cijulang, Sidamulih, dan Pangandaran terendam hingga 2 meter.
”Selasa sore, ketinggian air berangsur surut. Hujan juga tidak sebesar kemarin,” kata anggota staf BPBD Pangandaran, Deni Seeng.
Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Budi Suhardi mengatakan, pengamatan cuaca pada Selasa (6/11), hujan lebat terpantau di beberapa daerah di selatan Jabar. Di Pangandaran 201,5-203 milimeter, Tasikmalaya (107-400 mm), dan Garut (110-140 mm). Peluang hujan lebat beberapa hari ke depan masih tinggi. (CHE)