PONTIANAK, KOMPASSejumlah daerah terpencil di Kalimantan Barat akhirnya menikmati aliran listrik, salah satunya melalui program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi. Desa-desa itu ada di Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, dan Landak.
Di Kalbar, program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk 2.438 keluarga di 16 desa. Di Kabupaten Kapuas Hulu ada 7 desa (957 keluarga), Landak ada 2 desa (494 keluarga), dan Sintang 6 desa (987 keluarga).
”Secara nasional, program ini akan menerangi 1.230 desa (175.782 keluarga) di 17 provinsi dan 62 kabupaten,” kata Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Kemaritiman Agung Kuswandono di Pontianak, Selasa (6/11/2018).
Program itu dilaksanakan karena masih banyak daerah belum dialiri listrik. Pada 2017, sebanyak 1.698 desa belum berlistrik, termasuk di Kalbar. Jika daerah-daerah itu tidak memungkinkan dijangkau jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN), perlu solusi lain, misalnya menggunakan energi matahari.
”Apalagi di sini (Kalbar) di garis khatulistiwa berlimpah sinar matahari. Itu potensi listrik,” ujarnya.
Target tahun 2018 adalah pemerintah dapat melistriki 423 desa melalui PLN dan 1.275 desa yang diharapkan lewat LTSHE. Program itu diharapkan efektif dan efisien, mulai dari perencanaan, pengadaan, penyerahan, dan setelah pemberian bantuan.
Bupati Kapuas Hulu AM Nasir menyambut baik program itu. Apalagi, daerah Kapuas Hulu tergolong luas dan banyak wilayah tanpa listrik. Dari 278 desa di Kapuas Hulu, 72 desa belum dialiri listrik. Rasio elektrifikasi pun baru 74,1 persen.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di desa-desa itu, Pemkab Kapuas Hulu menyusun rencana ketenagalistrikan. Sebanyak 16 desa akan dikembangkan listrik jaringan PLN, 45 desa menggunakan pembangkit listrik tenaga surya, dan 11 desa dengan pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi ini bisa masuk ke desa-desa tersebut.
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dalam pertemuan dengan Komisi VII DPR di kantor gubernur, Kamis lalu, mengatakan, pasokan listrik di Kalbar secara umum sebesar 603 megawatt (MW). Dari jumlah itu, 150 MW di antaranya masih dipasok dari Malaysia. Beban puncaknya 568 MW. ”Ini artinya, Kalbar belum mandiri dari sisi pemenuhan kebutuhan energi. (ESA)