Daerah Bencana Meluas
SEMARANG, KOMPAS - Sejumlah daerah di Jawa dan Sumatera dilanda banjir besar pada awal musim hujan. Sejumlah orang meninggal dan fasilitas umum rusak.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah, sebanyak 1.864 desa di 336 kecamatan terancam banjir. Jumlah ini meningkat dari 1.719 desa di 334 kecamatan tahun 2016. Wilayah rawan longsor menjadi 2.134 desa di 344 kecamatan, bertambah dari 1.594 desa di 332 kecamatan.
Dosen hidrologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang, Robert J Kodoatie, Rabu (7/11/2018), mengatakan, kemampuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Tata Ruang merehabilitasi sungai dan daerah aliran sungai tidak sebanding dengan perubahan tata guna lahan, terutama pada daerah resapan air di hulu sungai.
”Jika sungai diperlebar dan diperdalam, itu hanya meningkatkan kapasitas daya tampung dua kali lipat dari kapasitas sebelumnya. Ini tentu sangat jauh dibandingkan dampak perubahan tata guna lahan,” jelasnya.
Menurut Robert, lahan yang semula daerah resapan air dan ruang hijau berubah jadi kawasan bukan resapan air sehingga meningkatkan debit air hingga 35 kali lipat dari sebelumnya.
Ia mencontohkan, rehabilitasi dan normalisasi Kanal Banjir Timur di Kota Semarang senilai Rp 400 miliar hanya meningkatkan kapasitas sungai dua kali. Jika kapasitas semula 100 kubik per detik, jadi 200 kubik per detik.
Itu berbanding terbalik dengan perubahan tata guna lahan. Kawasan hijau yang berubah fungsi jadi daerah permukiman akan meningkatkan debit air 5-20 kali lipat. Kawasan hijau atau persawahan yang berubah jadi jalan tol meningkatkan laju debit air 10-35 kali lipat.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Sarwa Pramana mengatakan, pihaknya meminta BPBD kabupaten dan kota yang daerahnya masuk rawan bencana banjir ataupun longsor meningkatkan kewaspadaan. Sosialisasi titik-titik rawan bencana sudah harus disampaikan ke masyarakat jelang musim hujan.
Banjir telan korban
Di Jawa Barat, lima orang meninggal akibat terseret banjir Sungai Cipatujah di Tasikmalaya. Kelima jenazah sudah dievakuasi dan diserahkan kepada keluarganya. Satu korban, Fajar Dian (10), masih dicari.
Di Kabupaten Pangandaran, banjir menyebabkan satu orang meninggal. Sebanyak 602 rumah yang dihuni 1.155 jiwa terendam.
Di Cipatujah, banjir merobohkan Jembatan Ciandum, Selasa (6/11). Akibatnya, warga harus menggunakan perahu motor untuk menyeberangi sungai. Namun, itu tak bisa dilakukan setiap saat karena sungai masih berpotensi meluap karena hujan.
”Penyeberangan menggunakan lima perahu motor dari pagi hingga sore. Namun, saat hujan deras, penyeberangan dihentikan untuk mengantisipasi luapan air sungai yang dapat mengancam keselamatan,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya Ria Supriatna.
Hujan lebat masih mengguyur kawasan Cipatujah hingga Rabu siang. Akibatnya, beberapa tebing di sekitar Cipatujah longsor.
Kepala BPBD Jabar Dicky Saromi mengimbau warga agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar sungai. Pihaknya bersama aparat desa, polisi, dan sukarelawan menggelar piket malam mewaspadai banjir susulan.
Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan, Jabar memasuki awal musim hujan. ”Berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada masa peralihan seperti saat ini,” ujarnya.
Di Kabupaten Bandung, warga di sejumlah daerah banjir mulai mewaspadai hujan deras dua hari terakhir. Itu memicu peningkatan tinggi muka air di Kecamatan Dayeuhkolot.
Asep Saepudin (36), warga Dayeuhkolot, cemas karena permukaan Sungai Citarum mulai naik. Rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter dari Citarum bakal kembali terendam banjir.
Riau banjir
Tingginya curah hujan di hulu sungai Sumatera Barat, beberapa hari terakhir, menyebabkan banjir di Riau. Ribuan rumah warga di Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Kabupaten Kampar terendam 30-150 sentimeter.
Di Kabupaten Kampar, Waduk PLTA Koto Panjang mulai memperbesar bukaan pintu pelimpahan air. Jika dua hari terakhir buangan hanya 30 cm pada tiga pintu, pada Rabu siang diperbesar jadi 50 cm di tiga pintu.
Menurut Manajer PLTA Koto Panjang, Muhammad Rusdi, elevasi waduk sudah melebihi zona aman pada level 82,5 meter di atas permukaan laut. Pelimpahan untuk menghindari kerusakan.
Kemarin, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, menaikkan status siaga bencana banjir dan longsor pascameluapnya air Batang (Sungai) Bungo sejak Selasa. Sebanyak 647 rumah di tiga desa terendam banjir.
Kepala BPBD Jambi Bachyuni Deliansyah mengatakan, status kebencanaan ditingkatkan di wilayah itu akibat luapan air yang cukup drastis di Batang Bungo. (WHO/TAM/CHE/SAH/ITA)