BANTUL, KOMPAS Aktivitas filantropi atau kedermawanan sosial tak bisa hanya berdasar belas kasihan. Komitmen pada hati nurani dan kemanusiaan yang akan memunculkan konsistensi dan dampak nyata bagi masyarakat.
”Filantropi adalah sebuah komitmen terhadap hati nurani kita,” kata pengusaha dan filantropis Dato’ Sri Tahir dalam kuliah umum ”Kemiskinan, Filantropi, dan Pemberdayaan Masyarakat”, Rabu (7/11/2018), di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Tahir dikenal mudah berderma. Tahun 2013, Tahir Foundation mengeluarkan 75 juta dollar AS atau sekitar Rp 900 miliar kurs saat itu untuk Global Fund memerangi tuberkulosis, AIDS, dan malaria bersama Bill & Melinda Gates Foundation yang mengeluarkan jumlah sama. Tak terhitung donasi yang diberikan Yayasan Tahir untuk penanganan bencana di Tanah Air.
Menurut Tahir, filantropi tak sama dengan memberi bantuan pada orang lain karena dorongan belas kasihan. Pendiri Mayapada Group itu mengatakan, aktivitas filantropi harus didasari niat dan komitmen berbuat baik.
”Anda bisa memilih jadi orang jahat atau orang baik, jadi orang berguna atau membawa bencana, jadi pembawa berkat atau terima berkat terus. Saya memilih melakukan yang baik untuk ibadah dan bekal saya menghadap Yang Maha Pencipta,” ungkap Tahir.
Mereka yang dianugerahi kekayaan idealnya aktif membantu orang lain. ”Menjadi orang kaya itu bukan tujuan hidup. Hanya prasarana menciptakan kebahagiaan bagi banyak orang,” kata pendiri Tahir Foundation itu.
Pendidikan
Selain atas dasar komitmen kuat, aktivitas filantropi juga mesti dilakukan tepat agar berdampak nyata. Salah satu yang dinilai tepat sebagai sasaran filantropi adalah pendidikan.
Ia yakin pendidikan membawa perubahan. Proses pendidikan amat menentukan mutu sumber daya manusia sebuah bangsa.
Tahir menambahkan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, ada sejumlah langkah yang harus dilakukan. Salah satunya merevisi kurikulum pendidikan agar sesuai kebutuhan bangsa di masa depan.
Rektor UMY Gunawan Budiyanto mengatakan, pandangan-pandangan Tahir mengenai filantropi mirip nilai-nilai yang diwariskan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
Salah satu hal yang kerap ditekankan adalah ajakan menolong orang fakir dan anak yatim. ”Nilai-nilai filantropi dan kemanusiaan itu sangat kental di Muhammadiyah,” ujarnya. (HRS)