Jalan Nasional Sumatera Utara-Sumatera Barat Putus Total
Oleh
Nikson Sinaga
·2 menit baca
PANYABUNGAN, KOMPAS — Banjir kembali melanda Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, akibat hujan deras pada Rabu (7/11/2018) malam hingga Kamis (8/11/2018) dini hari. Akibatnya, jalan nasional yang menghubungkan Sumut dengan Sumbar putus total di Desa Saba Pasir, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal.
Jalan provinsi dari Panyabungan (ibu kota Mandailing Natal) ke Kecamatan Lingga Bayu, Batang Natal, dan Natal juga terputus karena jalan tertutup material longsor. Hujan deras juga membuat 78 rumah hanyut terbawa sungai dan ribuan rumah terendam bajir.
Kepala Kepolisian Resor Mandailing Natal Ajun Komisaris Besar Irsan Sinuhaji, Kamis, mengatakan, jalan nasional Panyabungan-Bukittinggi tersebut sama sekali belum bisa dilalui kendaraan. Jalan alternatif pun tidak ada sehingga para pengendara harus berbalik arah. Jalan yang berada di bibir Sungai Batang Gadis itu ambles sepanjang 10 meter akibat tergerus arus sungai yang meluap.
Irsan mengatakan, Kabupaten Mandailing Natal dengan Kota Bukittinggi kini sama sekali putus. Jalan yang mempunyai lebar sekitar 5 meter itu ambles sedalam 2-5 meter sepanjang 10 meter. Jalan darurat pun belum bisa dibuat karena jalan tersebut berada antara pematang sawah dan sungai.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mandailing Natal Yasir Nasution mengatakan, mereka sudah melaporkan jalan putus tersebut kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
”Alat berat sudah dikerahkan dan diperkirakan tiba di lokasi pada Kamis sore. Kami belum bisa memperkirakan kapan jalan ini bisa tersambung,” kata Yasir.
Yasir mengatakan, mereka berencana membuat jalan darurat dengan menimbun sawah warga yang berada di samping jalan ambles tersebut.
Sembilan kecamatan
Banjir di Kabupaten Mandailing Natal juga melanda sembilan kecamatan, yakni Lingga Bayu, Panyabungan, Panyabungan Selatan, Panyabungan Timur, Kotanopan, Tambangan, Hutabargot, Batang Natal, dan Naga Juan. Banjir membuat 78 rumah hanyut dan ribuan rumah lainnya terendam banjir. ”Namun, sampai sekarang tidak ada laporan korban jiwa,” kata Yasir.
Menurut Yasir, masyarakat sudah belajar dari kejadian 12 Oktober 2018 saat banjir bandang menghanyutkan puluhan rumah dan sekolah di Kecamatan Ulu Pungkut. Sebanyak 12 siswa saat itu meninggal karena sekolahnya terbawa arus banjir bandang. Sejak saat itu, masyarakat yang bermukim di pinggir sungai selalu mengungsi saat hujan turun.
Yasir mengatakan, jalan ke sejumlah kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal juga terputus karena tertimbun longsor. Jalan yang terputus antara lain jalan provinsi menuju Kecamatan Lingga Bayu, Batang Natal, dan Natal.
Berdasarkan pantauan BPBD Mandailing Natal, ada 31 titik longsor di Madina.