Jalan Nasional Putus Total
Di awal musim hujan, banjir dan longsor terjadi di Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau. Masyarakat diminta waspada dan mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi.
PANYABUNGAN, KOMPAS Banjir kembali melanda Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, akibat hujan deras sepanjang Rabu (7/11/2018) malam hingga Kamis (8/11) dini hari. Akibatnya, jalan nasional yang menghubungkan Sumut dengan Sumbar putus total di Desa Saba Pasir, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal.
Jalan provinsi dari Panyabungan, ibu kota Mandailing Natal, ke Kecamatan Lingga Bayu, Batang Natal, dan Natal, juga terputus karena jalan tertutup material longsor. Hujan deras membuat 78 rumah hanyut terbawa arus sungai dan ribuan rumah terendam banjir.
Kepala Kepolisian Resor Mandailing Natal Ajun Komisaris Besar Irsan Sinuhaji, Kamis, mengatakan, jalan nasional Panyabungan-Bukittinggi sama sekali belum bisa dilalui kendaraan. Jalan selebar 5 meter di bibir Sungai Batang Gadis itu ambles sedalam 2-5 meter sepanjang 10 meter akibat tergerus arus sungai yang meluap.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mandailing Natal Yasir Nasution mengatakan, sudah melaporkan jalan putus itu ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
”Alat berat sudah dikerahkan dan diperkirakan tiba di lokasi pada Kamis sore. Kami belum bisa memperkirakan kapan jalan bisa tersambung,” katanya.
Banjir di Kabupaten Mandailing Natal melanda sembilan kecamatan, yakni Lingga Bayu, Panyabungan, Panyabungan Selatan, Panyabungan Timur, Kotanopan, Tambangan, Hutabargot, Batang Natal, dan Naga Juan.
Menurut Yasir, masyarakat belajar dari kejadian 12 Oktober 2018 saat banjir bandang menghanyutkan puluhan rumah dan sekolah di Kecamatan Ulu Pungkut. Korban meninggal 12 siswa karena sekolah terbawa banjir bandang.
Sejak itu, warga yang bermukim di pinggir sungai mengungsi saat hujan turun.
Hujan lebat juga mengguyur Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar, sepanjang Rabu. Akibatnya, Sungai Batang Pasaman meluap dan merendam lima nagari di lima kecamatan hingga Kamis.
Kepala BPBD Pasaman Barat Tri Wahluyo saat dihubungi dari Padang, Kamis siang, mengatakan, lima nagari itu adalah Nagari Lingkung Aua di Kecamatan Pasaman, Nagari Batahan di Kecamatan Ranah Batahan, Nagari Kinali di Kecamatan Kinali, Nagari Limpato Takajai di Kecamatan Talamau, dan Nagari Sasak Ranah Pesisir di Kecamatan Sasak Ranah Pesisir.
”Banjir setinggi hampir 2 meter terjadi Rabu pukul 20.00 hingga Kamis pagi. Diperkirakan 500 keluarga atau lebih dari 2.000 orang terdampak,” kata Tri. Kamis siang, banjir mulai surut. Hanya Nagari Sasak Ranah Pesisir di muara sungai masih terendam. ”Tim sudah berangkat untuk evakuasi warga,” katanya.
Longsor
Selain banjir, terjadi longsor di beberapa titik jalan mulai Simpang Empat hingga Ujung Gading. Tinggi material longsor 2 meter sepanjang 30 meter. Tidak ada korban jiwa, tetapi lalu lintas terputus.
Longsor juga terjadi di Kabupaten Agam. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam Wahyu Bestari mengatakan, longsor terjadi di Kecamatan Palupuh dan Palembayan, Rabu malam.
Banjir juga melanda empat kabupaten di Riau, yakni Kuantan Sengingi, Indragiri Hulu, Pelalawan, dan Rokan Hulu, yang merendam sekitar 4.500 rumah. Debit air Sungai Kampar meningkat setelah Waduk Koto Panjang di Kampar dibuka. Hal ini berlangsung hampir sepekan.
Ulin Muslikin (25), warga Desa Sungai Lado, Kecamatan Singingi, tewas. ”Jasad korban ditemukan sekitar 3 kilometer dari tempat ia tenggelam,” kata Pandu Dinata, Komandan Tim Badan SAR Nasional Pekanbaru, Kamis siang.
Menurut Kepala BPBD Riau Edwar Sanger, banjir juga terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu, Pelalawan, dan Rokan Hulu. Di Indragiri Hulu, sedikitnya 8.500 rumah terendam air.
Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, banjir setinggi 1 meter menggenangi ratusan rumah dan sejumlah ruas jalan di Kecamatan Baleendah, Bojongsoang, dan Dayeuhkolot, sejak Rabu malam.
Banjir berangsur surut, Kamis sore, tetapi warga tetap waspada. Banjir disebabkan meluapnya sejumlah anak Sungai Citarum, seperti Sungai Cisangkuy dan Sungai Cikapundung. Banjir juga dipicu sampah yang menyumbat saluran air.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, di sela-sela pelatihan agroklimat untuk petani di Desa Ngargosoko, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, menyatakan, mulai November, semua wilayah di seluruh Indonesia harus mewaspadai peningkatan intensitas hujan. Hal itu agar diikuti upaya antisipatif menyikapi potensi bencana yang mungkin terjadi.
(NSA/ZAK/SAH/TAM/EGI)