MASOHI, KOMPAS - Masalah kesehatan di pedalaman Pulau Seram, Maluku, harus segera dipetakan untuk dicarikan jalan keluar. Semua pihak diminta tidak saling menyalahkan, melainkan bergandengan tangan untuk menyelamatkan masa depan anak-anak di pedalaman Pulau Seram, yang merupakan generasi masa depan bangsa.
Hal tersebut disampaikan pemerhati masalah perempuan dan anak di Maluku Lies Marantika melalui sambungan telepon pada Jumat (9/11/2018). Lies berulangkali mendatangi wilayah pedalaman di Pulau Seram dan menemukan masalah kesehatan di pulau terbesar di Provinsi Maluku itu.
Menurut dia, pemerintah daerah dengan segala sumber daya dan kewenangan yang dimiliki mesti segera membentuk tim khusus dengan melibatkan perwakilan institusi terkait untuk menyisir wilayah pedalaman. Wilayah pedalaman dengan kategori rawan masalah kesehatan antara lain di sekitar Gunung Binaiya, Gunung Murkele, pedalaman Seram Timur, dan bagian utara kawasan Kairatu di Seram Barat.
Kampung-kampung dimaksud banyak kasus malaria, rawan gizi buruk, dan penyakit lain yang belum teridentifikasi. Bukan tidak mungkin, suatu ketika akan terjadi bencana kesehatan yang masuk kategori kejadian luar biasa. Sekitar 40 tahun lalu, di Hukuanakota, Seram Barat, pernah terjadi wabah campak yang menewaskan puluhan anak.
Seiring pemetaan itu, langkah selanjutnya yakni secara bertahap membangun infrastruktur, terutama di titik yang mudah dijangkau oleh warga dari beberapa kampung terdekat. Titik itu akan dijadikan pos untuk pemantuan yang dilengkapi alat komunikasi seperti radio. Banyak titik di pedalaman belum dijangkau sinyal operator telekomunikasi.
Lies mengatakan, langkah awal yang dilakukan ialah memberikan pelayanan kesehatan dasar seperti imunisasi. Banyak anak-anak di pedalaman belum diimunisasi. Berkaca pada bencana kesehatan di Kabupaten Asmat, Papua, beberapa waktu lalu, banyak anak dan balita yang meninggal akibat campak belum pernah diimunisasi.
“Yang paling penting adalah memberikan pemahaman kepada mereka tentang pola hidup sehat. Perlu didorong munculnya kader kesehatan di desa yang bisa memantau kehidupan masyarakat lebih dekat. Di beberapa wilayah pedalaman sudah ada dan berhasil,” kata Lies.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah Hapsa Salampessy juga berpendapat pemetaan harus dilakukan secepatnya. Ia menambahkan, naluri dedikasi pada setiap petugas kesehatan untuk membantu masyarakat pedalaman selalu ada. Hanya saja, hal itu kadang terkendala kondisi infrastruktur. Tidak banyak petugas kesehatan yang rela tinggal di pedalaman tanpa akses memadai dan tanpa insentif.
Masalah kesehatan seperti gizi buruk belakangan bermunculan di sejumlah daerah di pedalaman Pulau Seram. Selain minimnya layanan kesehatan, penyebab lainnya adalah akses yang terbatas, masalah pangan, dan pola hidup masyarakat.