Ajang Lari di Bekas Areal Tambang dan Pabrik Semen Pertama Tercatat Muri
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Kawasan area pabrik dan areal pascatambang PT Semen Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Minggu (11/11/2018), menjadi arena lari, Trail Run 2018, yang diikuti lebih kurang 1.300 orang. Ada dua kategori, yaitu lari 10.000 kilometer atau 10K dan half marathon 21 kilometer atau 21K. Ajang itu juga diikuti peserta dari Thailand, Kolombia, Amerika Serikat, Turki, dan Kenya.
Ajang ini juga tercatat dalam Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri), sebagai trail run pertama yang digelar di area pabrik dan bekas tambang perusahaan. Piagam dari Muri diserahkan Senior Manager Muri Jusuf Ngadri kepada Ketua Penyelenggara Semen Indonesia Trail Run 2018 yang juga Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Sigit Wahono.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan, ajang lomba lari pernah diselenggarakan pada 2016 dengan 10K. Pada ajang lari tahun ini ada dua kategori, yakni 10K dan 21, dan terbuka untuk pelari internasional.
”Keunikannya, lokasi lari di kawasan pabrik dan area pascatambang. Pelari akan punya pengalaman baru melintasi jalan tanah dan bukit yang menanjak. Pelari juga mendapatkan pengetahuan mengenai aktivitas di pabrik semen,” kata Agung yang juga ikut lari 10K.
Agung berharap kegiatan itu memberikan edukasi kepada masyarakat, mengenai pengelolaan lingkungan oleh perusahaan. Pengelolaan pabrik dan pascatambang yang baik mampu memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
”Saat ini, kawasan bekas tambang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan industri, lahan hijau, dan waduk penampung air. Kami ingin menularkan spirit menumbuhkan semangat hidup sehat serta berbagi kebahagiaan dengan masyarakat,” ujarnya.
Jusuf Ngadri menuturkan, selama ini trail run identik dengan tantangan alam, terutama kawasan pegunungan. Namun, ajang lari yang diselenggarakan oleh Semen Indonesia berbeda.
Peserta trail run melintasi eks kawasan pabrik dan bekas tambang. ”Ini kami catat sebagai trail run pertama di bekas kawasan pabrik dan pascatambang,” ujarnya.
Menurut Juruf, sensasinya tentu berbeda lari di bekas pabrik dan naik turun bukit bekas tambang. Para peserta disuguhi pemandangan bekas tambang yang sudah hijau, yang bisa menjadi ajang kampanye pelestarian lingkungan. ”Kondisi itu menunjukkan komitmen perusahaan menjaga lingkungan pascatambang,” katanya.
Pemenang kategori 21K adalah Hamdan Sayuti dengan waktu tempuh 1 jam 42 menit 14 detik, disusul Richo Galih dengan catatan waktu 01.44.25 dan Umar Ali Sofyan (01.45.07).
Kategori 21K wanita dimenangi oleh Vera Febrianti dengan waktu tempuh 01.57.32, disusul oleh Sinta Wanti (02.09.36), serta peringkat ketiga Elizabeth Wallace (02.15.18). Peserta peringkat pertama mendapatkan hadiah uang tunai Rp 20 juta, kedua Rp 15 juta, dan ketiga Rp 10 juta.
Pada kategori 10K pria, juara I adalah Sutikno, dengan waktu tempuh 40 menit 22 detik, disusul Ari Swandana (00.40;23) dan Freda Aji Wicaksono (00.41,26).
Kategori 10K wanita dimenangi Ambar Winarsih, dengan waktu tempuh 50 menit 42 detik, disusul Ilmi Kurniawati (00.53,26) dan Andiva Wardani (00.56,28). Peringkat pertama pada kategori 10K mendapatkan hadiah uang tunai Rp 10 juta, kedua Rp 7,5 juta, dan ketiga Rp 5 juta.
Menurut Hamdan Sayuti, pelari yang biasa menaklukkan Bromo Trail Run, kegiatan kali ini terasa berbeda. Ini kegiatan pertama ia berlari di bekas pabrik dan areal tambang. ”Tantangannnya beda. Sensasinya juga berbeda,” katanya.
Selain itu, pelari juga dihibur oleh penyanyi Astrid dengan delapan lagunya, termasuk ”Tentang Rasa” dan ”Jadikan Aku yang Kedua”. Penampilan disk jockey (DJ) Yoren, Harun and Firends, Marching Band Semen Indonesia, dan chearleader SMA Semen Gresik (CSS LITTLES) juga memukau.