KEBUMEN, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Kebumen mengembangkan sejumlah destinasi dan fasilitas pendukung pariwisata di daerahnya seiring pembangunan bandar udara di Kulonprogo, DIY, serta infrastruktur jalan dan rel ganda. Aplikasi Plesir Kebumen diluncurkan dan Taman Bumi Karangsambung-Karangbolong juga diusulkan jadi taman bumi nasional.
”Kabupaten Kebumen punya kekayaan alam yang sangat luar biasa, kebanggaan bagi kita semua, yaitu Taman Bumi Karangsambung-Karangbolong. Obyek wisata ini tidak dimiliki kabupaten/kota lain di Indonesia,” kata Wakil Bupati Kebumen Yazid Mahfudz saat peluncuran awal (soft launching) Taman Bumi Karangsambung-Karangbolong di Benteng Van der Wijck, Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (10/11/2018) malam.
Sebulan lalu Pemkab Kebumen memaparkan taman bumi itu di Kementerian Koordinator Kemaritiman. ”Pada 1 Desember, akan diumumkan bahwa Taman Bumi Karangsambung-Karangbolong dijadikan taman bumi nasional,” kata Yazid.
Taman Bumi Karangsambung-Karangbolong meliputi kawasan seluas 543.599 kilometer persegi yang mencakup 12 kecamatan dengan 117 desa. Kawasan ini punya beragam morfologi, mulai dari perbukitan, lembah, dataran, dan pantai. Di taman bumi ini terdapat 59 situs utama yang terdiri atas 41 situs geologi (geosite), 8 situs biologi, dan 10 situs budaya.
”Ada bebatuan yang muncul di Karangsambung, ini karang yang tersambung. Karang ini memisahkan Jawa Barat dan Jawa Timur. Kepalanya ada di Karangsambung dan ekornya ada di Karangbolong. Ini lantai dasar samudra purba,” papar Yazid.
Situs geologi tersebut, antara lain situs batu lempung (Cangkring), situs marmer (Totogan), situs batu gamping terumbu (Langse), dan pemandian air panas (Krakal). Situs biologi, antara lain hutan mangrove (Ayah), lebah madu (Klanceng), burung walet (Karangbolong), dan kebun pandan. Adapun situs budaya meliputi Kota Pusaka Gombong, cagar budaya Masjid Soko Tunggal (Sidayu), dan punden berundak Kretek (Rowokele).
Seiring penetapan kawasan taman bumi, kondisi lingkungan semakin terjaga dan lestari. Wacana pembangunan pabrik semen di Gombong, kata Yazid, tidak dapat dilaksanakan karena amdal tidak keluar dari provinsi. Lahan seluas 385 hektar yang semula hendak dijadikan pabrik semen akan diubah menjadi fasilitas pendukung wisata seperti perhotelan.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Kebumen Azam Fatoni mengatakan, bidang konservasi, budaya, dan pariwisata akan dikembangkan terpadu. ”Diibaratkan jika taman bumi ini sebuah piring, di dalamnya ada tempe, tahu, ada nasi. Jadi, taman bumi ini di dalamnya ada tiga hal, yaitu konservasi, budaya, dan pariwisata,” katanya.
Azam mengatakan, semua organisasi perangkat daerah bekerja sama menyiapkan terbentuknya taman bumi ini. ”Semua sisi kami garap. Kami bahu-membahu menggarap SDM demi menuju industri pariwisata melalui pelatihan UKM, pengelolaan UKM, BUMDes,” kata Azam. Diharapkan setelah dua tahun, taman bumi ini dapat diajukan menjadi taman bumi global.
Untuk memudahkan pengunjung, aplikasi Plesir Kebumen menyediakan informasi sejumlah destinasi wisata, hotel, kuliner, cendera mata, serta seni budaya yang dapat dikunjungi dan diperoleh wisatawan di Kebumen. (DKA)