PADANG, KOMPAS — Komunitas pencinta cagar budaya di Kota Padang, Sumatera Barat, berharap agar penataan Kota Tua Padang lebih optimal. Hal itu dinilai penting bukan hanya sebagai bagian dari upaya pelestarian benda cagar budaya, melainkan juga sebagai salah satu potensi pariwisata.
Bayu Hariyanto, Koordinator Komunitas Padang Heritage—komunitas yang lahir sebagai wadah untuk mengenal cagar budaya Kota Padang— Selasa (13/11/2018), mengatakan, penataan cagar budaya di banyak daerah di Sumatera Barat masih terbatas.
”Dalam arti kata, tidak semua daerah melakukannya. Daerah yang serius misalnya Kota Sawahlunto dengan kota bekas tambangnya atau Solok Selatan dengan kawasan Seribu Rumah Gadang,” kata Bayu.
Sementara Kota Padang, menurut Bayu, belum maksimal menata kawasan Kota Tua Padang. Padahal, jika berbicara kota tua, seharusnya berbicara tentang bagaimana kota itu hidup. Sayangnya, semangat itu belum ditemukan di Kota Tua Padang.
”Jalan-jalan di kawasan Kota Tua Padang digunakan sebagai jalan umum. Itu membuat pengunjung tidak nyaman. Pada saat yang sama, jalur pejalan kaki tidak adat. Toilet juga demikian,” kata Bayu.
Menurut Bayu, revitalisasi kawasan cagar budaya harus segera dilakukan. Tentu untuk melaksanakan hal itu dibutuhkan komitmen semua pihak.
Itu penting apalagi kecintaan generasi muda di kota tersebut terhadap cagar budaya mulai menggeliat.
”Memang generasi muda yang menyukai sejarah atau heritage belum banyak. Tetapi, kami sendiri di komunitas melalui kegiatan seperti Padang Walk Heritage terus berupaya menumbuhkan kesadaran itu. Dari beberapa kali penyelenggaraan, responsnya cukup bagus,” kata Bayu.
Kawasan Kota Tua Padang berada sekitar 3 kilometer selatan pusat kota Padang. Kawasan ini bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Sebagai sebuah kawasan peninggalan masa kolonial, laiknya kota tua di daerah lain, kita akan menemukan bangunan-bangunan lama baik yang masih digunakan dengan baik maupun yang tak ditempati dan hampir rusak.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi mengatakan, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Padang Tahun 2010-2030, kawasan Kota Tua Padang atau Padang Lama ditetapkan sebagai cagar budaya untuk fungsi pariwisata.
Menurut Medi, kawasan kota tua merupakan kawasan yang mempunyai daya tarik kedua terbesar setelah pantai Padang. ”Kawasan ini juga memiliki posisi strategis, nilai sejarah yang vital, budaya yang beragam, corak arsitektur yang khas, hingga berfungsi menghubungkan daratan Sumatera dengan pulau-pulau kecil di Sumatera Barat,” kata Medi.
Dalam pengembangannya, menurut Medi, kawasan Padang Lama merupakan bagian dari Kawasan Wisata Terpadu bersama obyek lain seperti Pantai Padang, Marina Batang Arau, Gunung Padang, dan Pantai Air Manis.