Kaum Ibu Perlu Diberdayakan Dalami Ekonomi Digital
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Perempuan di era ekonomi digital membutuhkan akses pendampingan sehingga memiliki daya saing. Tidak hanya pembekalan untuk menambah kemampuan manajerial, perempuan terutama kaum ibu perlu mendapatkan motivasi untuk mengembangkan usahanya sehingga mampu menampung tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) Khofifah Indar Parawansa, Bandung, Rabu (14/11/2018) menyatakan, kaum perempuan membutuhkan lompatan besar agar bisa bersaing di era ekonomi digital. Perkembangan teknologi pasar berupa transaksi dalam jaringan (daring) bisa dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga.
Menurut Khofifah, kendala yang dialami oleh kaum ibu di era ekonomi digital ini adalah keterbatasan dalam mengakses pasar digital. Tidak semua kaum ibu, terutama di daerah-daerah mengerti cara menggunakan aplikasi dalam mengembangkan pasar.
Khofifah mencontohkan, dari 32 juta anggota Muslimat NU, hanya sekitar 20 persen kaum ibu yang memiliki telepon pintar dan mampu menggunakan aplikasi digital dalam mengembangkan usahanya. Selain itu, Kaum ibu juga perlu dimotivasi agar mau mengembangkan usahanya sehingga menambah keuntungan.
Menurut Khofifah, memberdayakan perempuan dengan pendampingan mampu memberikan lompatan karena kemampuan dan pola pikir mereka berkembang sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Pasar daring di era ekonomi digital memberikan mereka kesempatan mengembangkan usaha di rumah sehingga kaum ibu lebih leluasa membagi waktu.
“Kaum ibu memiliki daya kreativitas yang luar biasa. Produk-produk dari Usaha Kecil Menengah (UKM) mereka sangat menarik dan memiliki daya jual. Namun tidak semua kaum ibu ingin mengembangkan usaha. Mereka cukup puas dengan yang sudah ada,” tutur Khofifah dalam sambutan Kerjasama strategis antara PP Muslimat NU dengan Go Jek untuk Akselerasi Ekonomi Umat Berbasis Digital.
Khofifah berharap, Indonesia bisa menjadi pusat perkembangan ekonomi mikro berbasis digital melalui kontribusi dari kaum ibu dengan cara menguasai pasar digital. Hal ini akan berimbas kepada pendapatan masyarakat dan membuka lapangan kerja.
Chief Corporate Affairs Go Jek Nila Marita menambahkan, pembangunan ekosistem digital dalam memberdayakan kaum ibu dilakukan dengan memberikan akses digital seperti pemberian pelatihan bisnis dan pengelolaan keuangan berbasis digital. Selain itu, dengan dibukanya kesempatan menembus pasar digital, kaum ibu bisa meningkatkan produktivitas.
“Kami memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan dalam membangun bisnis melalui program Go Jek Wirausaha agar mereka lebih berani dalam memulai usaha. Kami juga membuka akses ke ibu-ibu Muslimat NU untuk ekosistem pasar digital sehingga mereka bisa menambah pelanggan,” ujarnya.
Irma (47) pemilik usaha I&D Cookies, Bandung berujar, akses digital ini meningkatkan penjualan hingga lebih dari dua kali lipat. Semenjak menyentuh ekosistem pasar digital, tuturnya, ia mengaku dapat menjual 70 produk, padahal sebelumnya ia hanya bisa menjual 35 produk. Selain itu, Irma juga mengaku tidak kesulitan membagi waktu antara kesibukan rumah tangga dan berjualan.
“Dengan transaksi daring, saya masih bisa membagi waktu. Sebagai pelaku UMKM, kami berharap, selain mendapatkan akses pasar, para pelaku UMKM juga mendapatkan akses modal sehingga bisa mengembangkan usaha,” ujarnya.