Petani Tembakau Lombok Timur Dapat Bantuan Dana Pembangunan Oven
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Peringatan Hari Tembakau Se-Dunia (World Tobacco Growers Day) 2018 dipusatkan di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dengan tema ”Solidaritas Petani Tembakau untuk Lombok Bangkit” yang diwujudkan dengan pemberian bantuan dana untuk pembangunan kembali 26 rumah pengering (oven) daun tembakau virginia.
”Hari Tembakau Se-Dunia diperingati 29 Oktober tahun di seluruh dunia dengan mengangkat tema-tema budaya. Tetapi, berhubung Lombok dilanda musibah gempa bumi, jadi sangat naif di satu sisi kita berhura-hura, di sisi lain petani tembakau sedang berduka. Akhirnya, (tema) Hari Tembakau diubah menjadi Hari Solidaritas Petani Tembakau,” ujar Sahminuddin, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Wilayah NTB, dalam sambutannya pada peringatan Hari Tembakau yang dipusatkan di Desa Semaya, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Rabu (14/11/2018).
Menurut Sahminuddin, ada 200 unit oven petani tembakau yang rusak akibat gempa beruntun Juli-Agustus lalu. Namun, APTI baru bisa membiayai perbaikan 26 unit oven dengan total bantuan Rp 250 juta. Pemerintah Provinsi NTB, Pemkab Lombok Timur, dan pihak lain yang perduli nasib petani diharapkan sumbangsihnya bagi rehabilitasi sarana pengeringan daun tembakau itu.
Kepada APTI, Pemprov NTB memberikan apresiasi dan menginisiasi pemberian bantuan rehabilitasi rumah produksi tembakau yang rusak akibat gempa. ”Ini merupakan salah satu upaya membantu petani tembakau kami untuk bangkit terus meningkatkan produksi demi mendukung stabilitas ekonomi dan kesejahteraan hidup bagi petani dan buruh tani tembakau,” ujar Azhar, Staf Ahli Bidang Ekonomi mewakili Gubernur NTB Zulkieflimansyah.
Melalui siaran persnya, Soeseno, Ketua Umum APTI, mengatakan, budidaya tembakau virginia lokal dilakukan di Pulau Lombok dan Jawa Timur. Produksi tembakau virginia memiliki peran bagi perekonomian daerah dan sebagai sumber penerimaan negara dari cukai rokok. Potensi lahan budidaya tembakau virginia seluas 58.515 ha di Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat. Dari total areal budidaya itu sebagian besar berada di Lombok Timur.
Menurut Soeseno, dengan luas lahan itu produksi tembakau virginia di NTB sebesar 39.586,91 ton (berdasarkan data ASEM 2016). Besarnya minat masyarakat mengusahakan tembakau virginia kemungkinan dipicu oleh besarnya insentif ekonomi yang diterima petani.
Sahminudin mengatakan, tembakau dan produk ikutannya memiliki dampak negatif, tetapi juga memiliki banyak manfaat. Dalam satu dekade terakhir, produksi tembakau nasional sejumlah 250.000 ton-350.000 ton, yang 50.000 ton-55.000 ton adalah produksi tembakau virginia. Dari 50.000 ton-55.000 ton itu, produksi tembakau virginia Lombok menyumbang 35.000 ton-50.000 ton. Jumlah itu di luar produksi tembakau rajangan, tembakau kering lapangan dan lainnya.
Dari areal dan produksi itu, tembakau virginia Lombok memberikan dampak positif bagi petani dan buruh tani. Dari pantauan Kompas selama ini, banyak petani tembakau yang terangkat kehidupan ekonominya dari budidaya tembakau, terindikasi dari julukan ”Haji Tembakau”, karena ongkos menunaikan ibadah haji dari usaha tani tembakau. Kendati tidak sedikit petani yang terbelit utang dan bangkrut dari usaha tembakau lalu mengadu nasib menjadi buruh migran di Malaysia.
Namun, Sahminudin menilai, tembakau virginia memiliki prospektif pasar sebagai sumber devisa negara. Terlebih lagi tahun 2025 diprediksi produksi rokok dalam negeri mencapai 600 miliar batang. Oleh karena itu, lahan budi daya tembakau yang dilakukan di sawah irigasi teknis dan semi teknis di Lombok diduga bertambah luasan areal budidayanya sejalan dengan kebutuhan tembakau dan pabrik rokok secara nasional.