Data Tak Cocok, Penetapan DPT Perbaikan Papua Terhambat
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Badan Pengawas Pemilu masih menemukan sejumlah masalah dalam penetapan daftar pemilih tetap Provinsi Papua untuk pemilu 2019. Salah satunya yakni belum sesuainya data pemilih hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum dengan data dalam sistem data pemilih.
Hal ini disampaikan Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Papua Tjipto Wibowo di Jayapura, Jumat (16/11/2018). Tjipto mengatakan, pada Kamis (15/11), KPU Papua menetapkan daftar pemilih tetap hasil perbaikan (DPTHP), yakni 3.538.845 pemilih. Jumlah ini mengalami kenaikan sebanyak 21.398 pemilih bila dibandingkan dengan DPT Papua yang ditetapkan pada 30 Agustus lalu, yakni 3.517.447 pemilih.
Bawaslu Papua pun menyatakan tidak menerima hasil penetapan tersebut karena masih ditemukan masalah pencermatan data pemilih di belasan kabupaten. “Hanya sembilan kabupaten dan satu kota yang data hasil rekapitulasi KPU sesuai dengan data di sistem data pemilih (Sidalih). Sementara, data rekapitulasi pemilih di 19 kabupaten lainnya belum cocok dengan sistem tersebut,” kata Tjipto.
Sebelumnya, Bawaslu Papua merampungkan hasil pencermatan DPT Provinsi Papua. Hasilnya, diduga sebanyak 1.039.363 pemilih atau 29 persen dari DPT Provinsi Papua diduga invalid atau tidak sah. Temuan itu tersebar di 28 kabupaten/kota.
Temuan tersebut di antaranya berupa pemilih dengan usia di bawah 17 tahun, pemilih ganda, tempat tanggal lahir tidak ada, tidak ada nomor induk kependudukan, dan nomor induk kependudukan bukan di wilayah Papua.
Tjipto menuturkan, KPU Papua menyatakan telah melakukan perbaikan data pemilih berdasarkan hasil pencermatan Bawaslu itu. Namun, proses penginputan data pemilih ke Sidalih terkendala masalah jaringan internet di sejumlah kabupaten di Papua.
“Bawaslu telah memberikan waktu selama 30 hari bagi KPU Papua untuk menyelesaikan tahapan DPTHP. Mudah-mudahan waktu ini cukup untuk menuntaskan tahapan tersebut,” tutur Tjipto.
Secara terpisah, Anggota KPU Papua Diana Simbiak mengatakan, pihaknya hanya mengalami kendala jaringan internet dalam proses penginputan data pemilih ke dalam Sidalih dan sinkronisasi dengan data hasil rekapitulasi.
“Saat ini tim kami telah berada di Jakarta untuk proses penginputan data pemilih ke Sidalih. Kami akan menyelesaikan tahapan ini dalam waktu sekitar satu pekan,” kata Diana. (FLO)